TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Suriah, Michel Kilo, memperingatkan, penarikan pasukan Amerika Serikat di Suriah dan diganti oleh pasukan koalisi akan memicu perang Arab-Iran di daratan Suriah.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Qud Press, Kilo menekankan bahwa pemecahan krisis Suriah hanya dapat dilakukan melalui perundingan internasional.
Baca: Amerika Serikat Minta Koalisi Arab Kirim Pasukan ke Suriah
Peta Manbij. google.com
"Suriah sekarang ini terbelah, Amerika Serikat menguasai 28 persen, Rusia mengontrol 40 persen, Turki 10 persen, dan seluruh negara itu menempatkan pasukannya di Suriah. Satu-satunya solusi adalah melalui kesepakatan internasional demi menyelesaikan krisis Suriah," ucapnya seperti dikutip Middle East Monitor.
"Ada informasi tentang kesepahamanan Rusia-Amerika Serikat untuk menggantikan Bashar al Assad pada 2021, mungkin sebelum itu," tambahnya.Tank militer Turki berada di kota Hassa yang berbatasan dengan Suriah di provinisi Hatay, Turki, 21 Januari 2018. Pasukan dan tank-tank Turki hari Minggu 21 Januari memasuki wilayah Suriah untuk melakukan serangan terhadap milisi Kurdi. Caglar Ozturk/Dogan News Agency via REUTERS
Dia menjelaskan, ada skenario yang mungkin bisa dilakukan di Suriah sekarang ini, jika Rusia dan Amerika Serikat melanjutkan kesepahaman tersebut, hal itu akan mendorong terwujudnya gencatan senjata sebelum dilakukan perundingan damai.
Baca: Militer Amerika Serikat Ada di Suriah Sampai 3 Tujuan Tercapai
Amerika Serikat merencanakan menarik pasukannya di Suriah. Saat ini, sekitar 2.000 pasukan Amerika serikat ditempatkan di Manbij untuk menangkal gerakan ISIS. Bila penarikan itu terjadi, pasukan koalisi Arab diminta menggantikannya.
Simak: Rudal Kuno Suriah, Pantsir, dan Buk Halau Serangan Gabungan Amerika Serikat