TEMPO.CO, Riyadh – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, menolak kabar adanya upaya untuk mengubah garis suksesi di negara itu menyusul terungkapnya kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, yang mejadi isu global.
Baca:
CIA Disebut Punya Rekaman MBS Minta Jamal Khashoggi Dibungkam
Sebelumnya, media Reuters melansir berita adanya upaya dari sejumlah kalangan di kerajaan Arab Saudi untuk mencegah agar Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, tidak menjadi raja menggantikan ayahnya Raja Salman Bin Abdulaziz, yang saat ini berkuasa sejak 2015.
“Saya mengatakan itu adalah hal konyol. Itu sudah keluar dari jalur. Kepemimpinan Arab Saudi terwakili oleh raja dan putra mahkota dan itu merupakan garis merah bagi setiap warga Saudi baik lelaki dan perempuan,” kata Al-Jubeir kepada CNBC pada Rabu, 21 November 2018 waktu setempat.
Baca:
Kasus Jamal Khashoggi, Menlu Turki Temui Menlu AS dan Sekjen PBB
Menlu Al-Jubeir melanjutkan,”Negara secara penuh mendukung keduanya. Setiap warga Saudi merasa terwakili oleh kepemimpinan saat ini. Dan setiap warga Saudi mewakili kepemimpinannya. Ini merupakan komentar-komentar yang keterlaluan dan sama sekali tidak bisa diterima.”
Seperti dilansir Anadolu, jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi, tewas di kantor konjen negara itu di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Dia dibunuh oleh tim pembunuh yang dikirim Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi.
Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi (lingkar merah), saat memasuki pintu Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi membuat pernyataan lewat akun resmi di Twitter bahwa Jamal Khashoggi berkelahi melawan sejumlah orang di dalam Konjen. Courtesy TRT World/Handout via Reuters
Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum, Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri, dicopot dari jabatannya karena diduga memerintahkan pengiriman tim pembunuh itu. Hingga kini jasad Khashoggi tidak diketahui keberadaannya. Pemerintah Arab Saudi mengaku tidak tahu menahu soal ini.
Baca:
Kasus Jamal Khashoggi, Trump Sebut AS Mitra Kokoh Arab Saudi
Menurut Al Jubeir,”Kerajaan Arab Saudi bersatu dalam isu ini. Kerajaan Arab Saudi berkomitmen dengan kepemimpinannya. Kerajaan Arab Saudi berkomitmen dengan visi yang disebut para pemimpin kami sebagai Visi 2030 dan bergerak di jalur reformasi ini.”
Baca:
Kasus Jamal Khashoggi, Menlu AS Pompeo Disebut Bantu Arab Saudi
Sehari sebelum Al Jubeir berbicara, Presiden AS, Donald Trump, menyampaikan dukungan penuh negaranya terhadap pemerintah Arab Saudi meski menyebut pembunuhan Jamal Khashoggi sebagai tindakan buruk. Dia mengatakan putra mahkota Arab Saudi bisa jadi tahu atau tidak tahu soal rencana pembunuhan itu.