TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump menyindir pensiunan komandan Navy SEAL karena telat membunuh Osama bin Laden di Pakistan. Namun komandan Navy Seal tersebut membalas dengan menyebut Trump sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi.
Sindiran dilontarkan Donald Trump setelah pensiunan Angkatan Laut Laksamana Bill McRaven, yang memimpin unit Navy Seal atas penyerbuan Osama bin Laden, mengecam Trump karena telah menyerang media, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, 19 November 2018.
Baca: Secret Service Sebut Donald Trump Mau Dibunuh Saat di Filipina
Selain mengecap McRaven sebagai pendukung Hillary Clinton, Trump juga menyindir dan mengkritik McRaven karena militer AS terlalu lama menemukan dan membunuh Osama bin Laden, yang menyebabkan Osama tinggal di rumah mewah di Pakistan untuk waktu yang lama.
Pensiunan mantan Komandan Unit Navy Seal Bill McRaven.[NBC News]
Osama Bin Laden tewas di Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011, oleh pasukan khusus AS, Navy SEAL.
Baca: Pakistan Tahan Pembocor Persembunyian Osama bin Laden
Osama dilaporkan tinggal di kompleks rahasia yang dibentengi khusus, sekitar satu kilometer dari Akademi Militer Pakistan selama bertahun-tahun, menimbulkan pertanyaan apakah pejabat Pakistan mengetahui keberadaan Osama sebelumnya. Namun Pakistan membantah mengetahui Osama bin Laden ada di sana.
Osama Bin Laden dilaporkan tidak menggunakan internet atau telepon seluler untuk menjaga kerahasiaannya selama persembunyian di Pakistan.
Afganistan. Dalam rekaman video terlihat Osama bin Laden membawa senjata favoritnya AK-47, senjata ini terus dibawa hingga kematiannya dalam penyerangan oleh Navy SEAL di Abottabad Pakistan. foto ini diambil pada 07 Oktober 2001. AFP PHOTO/AL-JAZEERA/Getty Images.
"Saya tidak mendukung Hillary Clinton atau orang lain," kata McRaven saat diwawancara CNN menanggapi komentar Trump.
"Saya adalah penggemar Presiden Obama dan Presiden George W. Bush, di mana saya bekerja untuk keduanya. Saya mengagumi semua presiden, terlepas dari partai politik mereka, yang menjunjung tinggi martabat jabatan dan yang menggunakan kursi itu untuk menyatukan bangsa dalam masa-masa sulit."
"Saya tetap pada komentar saya bahwa serangan Presiden terhadap media adalah ancaman terbesar bagi demokrasi kita."
Baca: Donald Trump Marahi Wartawan Saat Konpers Pemilu Sela, Kenapa?
Pernyataan Trump juga memicu kritik dari purnawirawan Letnan Jenderal Mark Hertling, yang bertugas dengan McRaven di Eropa dan Irak.
"Saya akan menyampaikan satu kata. Dan kata itu adalah 'memuakkan',"kata Hertling tentang kritik Trump terhadap McRaven.
Sebelumnya McRaven menulis di Washington Post pada Agustus bahwa "Trump telah mempermalukan kita di mata anak-anak kita, mempermalukan kita di panggung dunia dan, yang paling buruk, memecah kita sebagai sebuah bangsa."
Sementara Donald Trump menanggapi kritikan McRaven saat wawancara dengan Fox News.
Baca: Calon Kongres AS Samakan Donald Trump dengan Osama Bin Laden
"Bukankah akan sangat bagus jika kita mendapat Osama Bin Laden lebih cepat dari itu, bukankah itu bagus?" kata Trump.
"Dia (Osama bin Laden) tinggal di Pakistan tepat di sebelah akademi militer, semua orang di Pakistan tahu dia (Osama bin Laden) ada di sana. Dan kami memberi Pakistan US$ 1,3 miliar (Rp 19 triliun) per tahun dan mereka tidak memberitahunya," kata Trump.