TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk menjual berbagai barang berharga yagn disita dari rumah dan apartemen terkait bekas Perdana Menteri Najib Razak.
Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng, mengatakan penyitaan itu terkait dengan penyelidikan kasus skandal 1Malaysia Development Berhad.
Baca:
Mahathir Mohamad: Kasus Anwar Ibrahim Beda dengan Najib Razak
Cabut Gugatan, Bekas PM Malaysia Najib Razak Bayar Rp 70 juta
Lim mengaku sangat terkejut saat mengetahui Najib memiliki uang di rekening pribadi bank sebanyak US$644 juta atau sekitar Rp9,2 triliun.
Polisi mengangkut sejumlah koper berisi barang-barang yang disita dari apartemen milik mantan Perdana Menteri Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Mei 2018. Selain itu, polisi juga menyita 72 koper berisi uang tunai dan perhiasan dari 3-4 unit apartemen milik Najib di Pavilion Residences Apartment. AP Photo
“Coba bayangkan ini sebagai gelas setengah penuh dan bukannya setengah kosong. Bayangkan jika mereka memenangkan satu periode lagi, gelar akan kosong. Paling tidak sekarang gelas itu setengah penuh,” kata Lim dalam wawancara dengan AP seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 29 Juni 2018.
Baca:
Najib Razak Mengaku Tidak Tahu Menahu Soal Penggelapan Dana 1MDB
Eks Ajudan Najib Razak Diserahkan Pengadilan Malaysia ke KPK
Lim menjelaskan pemerintah Malaysia mempertimbangkan untuk memonetisasi aset sitaan itu meskipun dia mewanti-wanti hasil penjualannya tidak bakal setara dengan uang yang dirampok dari negara. Baru-baru ini, polisi melansir jumlah uang, perhiasan, jam tangan, tas mewah dan kacamata yang disita berkisar Rp3,2 -- 3,9 triliun. Mayoritas adalah perhiasan yang mencapai sekitar Rp3,2 triliun.
Dalam penjelasan ke media, Najib berulang kali membantah terlibat dalam penggelapan uang dari 1MDB. Dia menyebut uang yang masuk ke rekeningnya itu sebagai sumbangan dari Raja Abdullah dari Arab Saudi dan bukannya hasil dugaan penggelapan seperti gugatan di Amerika Serikat.
Bekas PM Malaysia Najib Razak dan Rosmah Mansor terlihat tertidur di kursi di rumahnya di Jalan Langgak Duta, Kuala Lumpur, saat polisi menggelar penggeledahan pada Rabu malam, 16 Mei 2018. Malaysia Kini
Menurut Lim, jika koalisi Barisan Nasional, yang dipimpin Najib Razak, memenangkan pemilu Malaysia pada 9 Mei 2018, maka “Malaysia bakal berada dalam lubang hitam (black hole) yang lebih dalam.”
Lim mengaku optimistis pemerintah masih bisa memperbaiki kondisi keuangan Malaysia. “Tapi jika kami menunggu satu periode lagi, tidak ada yang bisa kami lakukan. Jadi gelas setengah penuh ini memungkinkan kami merehabilitasi kondisi keuangan dan membangkitkan lagi sehingga bisa terintegrasi, menjadi ekonomi yang dinamis yang layak diraih Malaysia,” kata dia.
Sebelumnya, PM Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan otoritas penegak hukum segera menyidang dua kasus Najib Razak yaitu terkait skandal penggelapan dana 1MDB dan kasus pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Menurut Mahathir, petugas sedang mengumpulkan bukti kuat sebanyak-banyaknya agar tidak kalah di pengadilan.