TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta kepada semua pihak menghentikan operasi militer di selatan Suriah dan menghindari jatuhnya korban sipil. "Kami meminta kepada semua pihak segera menghentikan operasi militer di Suriah," kata juru bicara PBB, Jumat, 29 Juni 2018.
Middle East Monitor melaporkan, kawasan di barat daya Suriah adalah bagian dari kesepakatan bebas dari segala aktivitas militer yang diteken Yordania, Rusia dan Amerika Serikat.
Baca: PBB Tunda Pemungutan Suara Soal Suriah
Sejumlah warga Suriah berjalan di antara bangunan yang rusak akibat perang di kota Douma, Suriah, 16 April 2018. AP
"PBB menyeru kepada semua pihak menegakkan komitmen mereka dan menghormati hukum internasional serta hak asasi manusia, melindungi warga sipil dan memfasilitasi akses kemanusiaan tanpa hambatan," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, melalui sebuah pernyataan.
"Semua pemangku kepentingan seharusnya segera menghentikan serangan terhadap fasilitas medis dan pendidikan serta melindungi keamanan fasilitas tersebut," tambahnya.Anak-anak Suriah menyanyi dan menari dalam kegiatan rekreasi di kamp pengungsian di al-Bab, Suriah, Selasa, 29 Mei 2018. Akibat konflik di Ghouta yang dikuasai pemberontak, mereka harus mengungsi dan meninggalkan sekolah mereka yang kini hancur akibat serangan militer. AP Photo/Lefteris Pitarakis
Menurut pernyataan tersebut, PBB juga mendesak komunitas internasional bersatu untuk mengakhiri perang agar tidak meluas, mengurangi risiko stabilitas kawasan dan krisis kemanusiaan di Suriah.
Baca: PBB Bersidang, Suriah Tetap Gempur Ghouta
Turki pada Jumat, 29 Juni 2018, mengutuk rezim Presiden Assad yang dituding melakukan serangan terhadap penduduk sipil di provinsi sebelah selatan Suriah, Daraa dan Quneitra.