TEMPO.CO, Jakarta - Korban selamat serangan senjata kimia memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump setelah menggempur Suriah bersama Prancis dan Inggris pada Sabtu, 14 April 2018.
Kassem Eid, salah seorang korban selamat dari serangan senjata kimia di Suriah pada 2013, ingin membelikan bir untuk Trump dan berbagi pengalaman. "Aku ingin sekali membelikan Trump bir dan menceritakan betapa buruknya situasi di Suriah," kata Eid seperti dilansir CNN pada 15 April 2018.
Baca: Amerika Serikat Tak Ingin Terlibat Perang di Suriah
Pasukan Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris dan Prancis menembakkan rudal-rudalnya ke 3 lokasi penting di Damaskus dan Homs di Suriah [ABC NEWS]
Amerika Serikat bersama Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara terkoordinasi Jumat malam waktu setempat menargetkan situs senjata kimia Suriah. Dalam pidato yang mengumumkan serangan itu, Trump menyalahkan rezim Presiden Suriah Bashar al Assad atas beberapa serangan dengan senjata kimia yang menewaskan warga sipil.
"Serangan senjata kimia ke Douma, Ghouta Timur, di pinggiran Ibus Kota Damaskus menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai ratusan korban lainnya," tulis Al Jazeera dalam laporannya, Ahad 15 April 2018.Gambar yang diambil dari video, memperlihatkan sebuah jet tempur yang lepas landas guna ikut bergabung dalam operasi serangan udara ke Suriah bersama Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, 14 April 2018. Courtesy French Military/Twitter/via REUTERS
Sejumlah laporan media internasional melaporkan, gempuran udara yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dengan dukungan Inggris dan Prancis itu melibatkan sekitar seratus rudal dan menyasar instalasi produksi senjata kimia di Damaskus, instalasi penyimpanan senjata di Homs serta pos komando militer di Damaskus.
Baca: Lagi, Amerika Serikat dan Sekutunya Menyerang Suriah
"Gempuran udara yang kami lancarkan ke Suriah sukses dan melumat sejumlah instansi," kata Trump dala pidato sambutan atas serangan yang dilancarkan Amerika Serikat seperti dikutip CNN.