TEMPO Interaktif, Jakarta:Konflik Hamas dan Fatah tampaknya kian memanas setelah Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengeluarkan dekrit yang mengubah undang-undang pemilu, awal pekan ini. Aturan baru tak hanya membuat Hamas sulit meraih kemenangan, tapi terancam tak bisa ikut dalam pesta demokrasi berikutnya. Undang-undang yang baru mensyaratkan, kandidat anggota parlemen dari daftar nasional dan tidak lagi menggunakan sistem distrik. Dalam pemilu l2006 lalu, Hamas menguasai hasil pemilihan di tingkat distrik. Saat ini secara keseluruhanHambatan paling berat yang bisa menggagalkan keikutsertaan Hamas dalam pemilu adalah kandidat partai harus memiliki wakil di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan mengakui semua perjanjian yang sudah dicapai dengan Israel. Kedua elemen ini tak dimiliki Hamas. Bahkan organisasi yang dicap sebagai kelompok teroris ini sama sekali tak mau mengakui keberadaan Israel. Tentu saja, langkah Abbas ini membuat dongkol para pemimpin Hamas, tak terkecuali Mahmud Zahar. Di mata pendiri Hamas ini, Abbas yang dikenal dengan panggilan Abu Mazin hanyalah kaki tangan Amerika Serikat dan Israel. Kepada Tempo, Kamis lalu, mantan menteri luar negeri pada kabinet Hamas pertama ini juga bercerita soal kondisi terakhir di Jalur Gaza, wilayah yang sepenuhnya dikuasai Hamas sejak 14 Juni lalu. Berikut penuturan Zahar saat dihubungi Faisal Assegaf melalui telepon selulernya:Bagaimana komentar Anda soal perubahan undang-undang pemilu?Keputusan Abbas itu sangat sulit dan tidak realistis. Keputusan itu juga dilakukan secara sepihak dan sama sekali tidak mendapatkan dukungan rakyat. Menurut Anda, kenapa Abbas mengambil inisiatif itu?Ia menyadari kami berhasil mematahkan dominasi mereka dalam pemilu ltahun lalu. Karena tak yakin, mereka berusaha menghalangi kami ikut kembali dalam pemilu. Apa yang dilakukan Abbas hanya untuk memenuhi keinginan Amerika dan Israel. Ia tak ubahnya boneka bagi kedua negara itu. Apa yang akan Anda lakukan jika Hamas memang nantinya tak bisa ikut pemilu?Bagi kami pemilu itu tidak sah. Ia tidak bisa melaksanakan hal itu tanpa dukungan seluruh rakyat Palestina, termasuk dari Jalur Gaza. Pemerintahan darurat saat ini pun tidak sah karena tidak mendapat dukungan rakyat. Kami akan tetap mengontrol seluruh wilayah Jalur Gaza. Bagaimana kondisi Gaza saat ini?Kondisi saat ini lebih baik ketimbang sebelumnya. Aparat keamanan dan pemerintahan sudah mulai bekerja. Orang-orang yang korup sudah kita singkirkan. Kini masyarakat hidup dalam damai dan tidak lagi ketakutan. Hanya saja kami masih dibelit persoalan ekonomi karena semua pintu perbatasan ditutup oleh Israel.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza
11 Maret 2021
Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza
Yahya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua. Sinwar adalah tokoh Hamas yang dikenal keras ke Israel.
Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah
13 Oktober 2017
Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah
Benjamin Netanyahu mengatakan Israel ingin berdamai dengan semua negara tetangga tapi rekonsiliasi Hamas dan Fatah membuatnya semakin sulit.
Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina
12 Oktober 2017
Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina
Hamas dan Fatah akhirnya sepakat melakukan rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun tidak akur demi mewujudkan negara Palestina.
Hamas Hukum Mati Tiga Warga Palestina
22 Mei 2017
Hamas Hukum Mati Tiga Warga Palestina
Pengadilan keamanan Hamas mengatakan, ketiga warga Palestina itu terbukti membunuh Mazen Fuqaha, komandan sayap militer Hamas.
Kim Jong-un Kecam Israel, Hamas Ucapkan Terima Kasih
5 Mei 2017
Kim Jong-un Kecam Israel, Hamas Ucapkan Terima Kasih
Pemimpin senior Hamas mengucapkan terima kasih mendalam kepada Korea Utara menyusul kecaman keras pimpinan Kim Jong- un terhadap Israel.
Pemimpin Hamas Mohon Trump Cari Solusi Untuk Palestina
3 Mei 2017
Pemimpin Hamas Mohon Trump Cari Solusi Untuk Palestina
Hamas meminta Trump untuk memanfaatkan kesempatan bersejarah dan mencari solusi terbaik bagi rakyat Palestina.
Komandan Senior Hamas Tewas Dibedil di Gaza
25 Maret 2017
Komandan Senior Hamas Tewas Dibedil di Gaza
Fuqaha dihukum seumur hidup di penjara dan mendapatkan ganjaran hukuman 50 tahun lantaran merencanakan bom bunuh diri di Meron Crossing pada 2002.
Pertama Kali, Hamas Adili Islam Garis Keras Palestina
2 Maret 2017
Pertama Kali, Hamas Adili Islam Garis Keras Palestina
Badan keamanan Palestina yang berafiliasi dengan Hamas, untuk pertama kalinya menahan ratusan orang dari kelompok-kelompok garis keras
Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza
14 Februari 2017
Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza
Yahya Sinwar akan menjadi pembuat keputusan kunci dan anggota eksekutif kepemimpinan Hamas yang menyusun kebijaksanaan termasuk terhadap Israel.
Bikin Video Krisis Listrik, Pelawak Palestina Ditahan Hamas
12 Januari 2017
Bikin Video Krisis Listrik, Pelawak Palestina Ditahan Hamas
Sebelumnya, pelawak ini pernah ditahan diduga karena terkait dengan syair-syair puisinya.