TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa untuk mendukung Palestina di sejumlah kampus di Amerika Serikat berakhir rusuh. Polisi secara paksa membubarkan pengunjuk rasa di beberapa perguruan tinggi pada Kamis, 2 Mei 2024, termasuk merobohkan sebuah perkemahan di UCLA.
Pada dini hari, polisi yang mengenakan helm menyerbu tenda kota yang didirikan di Universitas California di Los Angeles. Polisi menggunakan flash bang dan perlengkapan antihuru-hara untuk menerobos barisan peserta unjuk rasa pro-Palestina yang saling bergandengan tangan untuk menghentikan polisi masuk ke dalam kampus.
Polisi Los Angeles mengatakan di media sosial bahwa 210 orang ditangkap di UCLA, dan ratusan penangkapan dilakukan di universitas lain pada malam dan Kamis.
“Saya seorang mahasiswa di sini,” kata salah satu pengunjuk rasa UCLA kepada kamera saat dia dibawa pergi, tangannya terikat. "Tolong jangan ganggu kami. Jangan ganggu kami."
Beberapa jam kemudian, mahasiswa yang hanya menyebut nama depannya sebagai Ryan itu kembali ke kampus dan bersumpah tidak akan berhenti berjuang.
"Kami akan kembali," kata Ryan, yang disebut-sebut melakukan pertemuan yang melanggar hukum. "Kami akan melakukan gangguan. Kami akan menuntut divestasi."
Mahasiswa telah berunjuk rasa atau mendirikan tenda di puluhan universitas dalam beberapa hari terakhir untuk memprotes perang Israel di Gaza. Para pengunjuk rasa telah meminta Presiden Joe Biden, yang mendukung Israel, untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan pertumpahan darah di Gaza. Pengunjuk rasa juga menuntut divestasi sekolah-sekolah dari perusahaan-perusahaan yang mendukung pemerintah Israel.
Banyak sekolah, termasuk Universitas Columbia di New York City, telah memanggil polisi untuk meredam protes tersebut.