TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel adalah sebuah kesalahan dan Prancis tidak memiliki rencana untuk meniru langkah Trump.
“Saya tidak berfikir Trump telah membantu menyelesaikan konflik antara masyarkat Israel dan Palestina. Gerakan Amerika Serikat adalah sebuah kesalahan nyata dalam konteks ini,” kata Macron, Jumat, 9 Maret 2018, seperti dikutip dari abcnews.go.com.
Baca:Macron Pimpin Inisiatif Global Perubahan Iklim Paris Tanpa Trump
Emmanuel Macron, presiden terpilih Prancis berpidato dalam perayaan kemenangannya di Paris, Prancis, 7 Mei 2017. Ia tercatat sebagai presiden termuda di dunia saat ini. REUTERS/Christian Hartmann
Dia mengatakan, jika Prancis meniru langkah Amerika Serikat, maka pihaknya akan kehilangan status sebagai mediator jujur antara masyarakat Israel dan Palestina. Gerakan Amerika Serikat adalah sebuah kesalahan nyata dalam konteks ini.
Palestina tak surut langkah mengklaim wilayah timur Yerusalem adalah ibukota negara itu. Pemerintah Palestina juga telah menolak upaya mediasi perdamaian dari Amerika Serikat.
Baca: Inggris dan Prancis Panggil Dubes Israel
Sementara itu dikutip dari www.jpost.com pada Jumat, 9 Maret 2018, Macron mengatakan Prancis mungkin suatu hari nanti mengakui wilayah barat Yerusalem sebagai ibukota Israel. Namun ini hanya akan terjadi dalam konteks solusi dua negara.
Prancis adalah satu dari 14 negara anggota Dewan Keamanan PBB yang mengutuk keputusan Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan mengecam relokasi kantor kedutaan besar Amerika Serikat ke sana. Total ada 15 Anggota Dewan Keamanan PBB.