Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar

image-gnews
Pengungsi Rohingya menguburkan puluhan pengungsi lainnya yang tewas akibat terbaliknya kapal mereka saat melarikan diri dari Myanmar, dimakamkan di sebuah kuburan massal di Cox Bazar, Bangladesh, 29 September 2017. Diketahui sekitar 14 pengungsi tewas. REUTERS
Pengungsi Rohingya menguburkan puluhan pengungsi lainnya yang tewas akibat terbaliknya kapal mereka saat melarikan diri dari Myanmar, dimakamkan di sebuah kuburan massal di Cox Bazar, Bangladesh, 29 September 2017. Diketahui sekitar 14 pengungsi tewas. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sedikitnya 5 kuburan massal baru ditemukan di tempat tinggal etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar berdasarkan kesaksian korban yang hidup dan kini tinggal di kamp pengungsi di Bangladesh.

Berdasarkan liputan dan wawancara Associated Press dengan Rohingya sebagai korban dan saksi mata, kuburan massal itu ditemukan di desa Gu Dar Pyin.

Baca: Pertama Kali, Militer Myanmar Akui Bunuh 10 Etnis Rohingya

Selama ini, pemerintah Myanmar membantah adanya kuburan massal seperti di Gu Dar Pyin. Satu-satunya yang diakui pemerintah adalah temuan kuburan massal di desa Inn Din. Kesepuluh korban itu disebut sebagai teroris.

Noor Kadir mengungkapkan peristiwa mengerikan tentang kuburan massal rekan tim sepakbola di desanya yang dikenal dengan sebutan Chinlone. Kadir dan 14 temannya yang keseluruhan etnis Muslim Rohingya terpilih sebagai pemain chinlone ketika mendadak mereka mendengar suara tembakan pada 27 Agustus 2017.

Setelah tembakan berhenti, hanya Kadir dan dua teman satu timnya yang masih hidup. Beberapa hari kemudian, Kadir menemukan enam temannya tergeletak di antara jasad lainnya dalam 2 kuburan terpisah.

Ia hanya mengenali wajah teman-temannya itu dari pakaian yang mereka kenakan. Wajah dan tubuh mereka tidak ia kenali lagi karena rusak. Ternyata, tentara Myanmar selain menggunakan senjata juga menyiramkan air keras ke tubuh teman-temannya itu untuk menghilangkan jejak.

Warga desa lainnya mengaku melihat tiga kuburan massal di Gu Dar Pyin, dekat jalan utama arah utara pintu masuk ke desa itu. Mereka menyaksikan tentara Myanmar membunuh begitu banyak Rohingya.

Baca: PBB Peringatkan Myanmar Soal Pembunuhan 400 Warga Rohingya

Dua kuburan massal itu berukuran besar terletak di pebukitan tempat pemakaman umum dan kuburan massal yang berukuran lebih kecil berada di dekat desa Gu Dar Pyin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah memilukan diceritakan Mohammad Younus, 25 tahun, merangkak dengan tangan dan lututnya setelah dua kali diembak saat saudara laki-lakinya membawanya ke semak-semak. Selama sekitar 7 jam ia tergeletak di semak-semak. Saat itu, dia menyaksikan 3 truk berhenti dan mulai memasukkan jenazah manusia. Truk kemudian bergerak ke arah pemakaman.

Setelah itu, warga Budha dari beberapa desa bergerak memasuki desa Gu Dar Pyin. Dengan menggunakan pisau menikam orang-orang yang masih bertahan hidu dan membakar anak-anak dan lansia.

Dari kejauhan asap membubung dari arah desa Gu Dar Pyin.

Mohammad Sha, 37 tahun, mengungkapkan, ia bersembunyi di semak belukar pohon kelapa di pinggir sungai bersama lebih dari 100 orang Rohingya. Mereka menyaksikan lebih dari 200 tentara menghancurkan desa Gu Dar Pyin di siang hari. Tentara itu mencari rumah warga Muslim dan puluhan tetangga mereka kaum Budha dengan menggunakan penutup wajah mengambil harta benda Rohingya dan memasukkannya ke dalam sekitar 10 kereta dorong.

Baca: MSF: 6.700 Rohingya Tewas di Myanmar

Setelah itu, tentara Myanmar membakar rumah-rumah milik Rohingya dan menembaki siapa saja yang tidak pergi dari desa itu.

"Jasad manusia di mana-mana, kerangka tubuh manusia, semuanya membusuk. Saya tidak mampu menceritakan yang mana jasad suami saya.Saya menangis saat berada di sana. Saya menangis: kemana kamu pergi? Saya kehilangan segalanya," ujar Rohima Khatu, 45 tahun yang mencari jasad suaminya di satu kuburan di pintu masuk desa Gu Dar Pyin.

Lebih dari 400 etnis Rohingya diperkirakan telah dibunuh oleh tentara Myanmar dalam operasi militer pada Agustus tahun lalu.

Menanggapi laporan Associated Press tentang kuburan massal Rohingya, Phil Robertson dari Human Rigths mendesak Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk melakukan langkah serius dengan temuan kuburan massal. "Ini saatnya Uni Eropa dan Amerika Serikat serius mengidentifikasi dan menentukan level tanggung jawab sebagai hukuman terhadap komandan militer Burma dan tentara atas kejahatan kemanusiaan ini," kata Robertson seperti dikutip dari Al Jazeera, 1 Februari 2018.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

16 hari lalu

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat melakukan kunjungan mendadak ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Juli 2023. (Foto: Facebook/Amir Yusof)
49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal


Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

18 hari lalu

Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia memasuki perbatasan Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis, 20 Mei 2021. Malaysia mendeportasi 59 PMI bermasalah karena melanggar undang-undang keimigrasian setempat usai pemberlakuan larangan mudik Lebaran. ANTARA/Agus Alfian
Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.


Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

18 hari lalu

Foto udara menunjukkan daerah yang terendam banjir di kota perbatasan Mae Sai, setelah Topan Yagi, di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. REUTERS/Boonwed Saetiow
Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.


Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

19 hari lalu

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.
Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.


Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

19 hari lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.


Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

20 hari lalu

Foto udara menunjukkan banjir akibat Topan Yagi di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. Setelah menghantam Vietnam, Topan Yagi bergerak ke Thailand hingga mengirimkan angin kecang, banjir dan tanah longsor. REUTERS/Boonwed Saetiow
Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.


Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

20 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.


Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

20 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar menunjukkan cuplikab percakapan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.


Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

20 hari lalu

Keluarga korban dugaan tindak pidana perdagangan orang bersama pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Semarang setelah melapor di Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada Selasa, 11 September 2024.Foto: dokumentasi LBH Semarang
Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.


Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

21 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

Sejumlah WNI diduga terjebak menjadi pekerja online scammer di wilayah konflik Myawaddy Myanmar.