Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Milisi Rohingya: Tak Ada Pilihan Selain Melawan Militer Myanmar

Reporter

image-gnews
Milisi Rohingya Klaim Bela Diri
Milisi Rohingya Klaim Bela Diri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Milisi Rohingya menegaskan bahwa tidak punya pilihan selain melawan Myanmar, menyusul pernyataan tanggung jawab mereka atas serangan yang melukai sedikitnya tiga tentara di Negara Bagian Rakhine pada Jumat lalu.

Dalam pernyataan yang diunggah ke akun Twitter pada Ahad lalu, Atta Ullah, komandan Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (ARSA) mengatakan bahwa serangan di Kota Maungdaw itu merupakan jawaban atas upaya Myanmar mengusir warga Muslim Rohingya dari negara itu.

"ARSA tak punya pilihan lain selain bertempur melawan terorisme yang disponsori negara Myanmar terhadap penduduk Rohingya demi maksud membela, menyelamatkan dan melindungi komunitas Rohingya,” kicau Ata Ullah.

Baca juga:

ARSA, Kelompok Milisi Bersenjata Rohingya Myanmar 

Dia juga mendesak dunia internasional untuk mengajak konsultasi warga Rohingya dalam semua pembuatan keputusan yang memengaruhi kebutuhan kemanusiaan dan masa depan politik mereka.

ARSA pun menolak pengaitan kelompoknya dengan grup-grup militan Islamis dan menyatakan bertempur untuk mengakhiri operasi terhadap orang-orang Rohingya.

Richard Horsey, analis independen di Yangon kepada The New York Times menyebut serangan dari ARSA selalu mendapat tanggapan massif dari tentara Myanmar.

“Belum diketahui apakah ARSA mampu melakukan pemberontakan dalam jangka panjang. Tetapi sekecil apa pun aksi mereka, memiliki dampak politik besar di dalam Myanmar,” ujar Horsey.

U Zaw Htay, mantan pejabat militer yang kini menjadi juru bicara pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, menuding serangan pada Jumat lalu untuk menghancurkan upaya repatriasi warga Rohingya berdasar perjanjian antara Myanmar dan Bangladesh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami akan memulai proses repatriasi pada 23 Januari,” ujar dia seperti dikutip The New York Times.“Tindakan ARSA adalah untuk memperlambat proses ini.”

Sebelumnya, Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing melalui akun Facebook menyebut serangan pada Jumat pekan lalu itu melukai dua tentara dan seorang sopir. Adapun 10 milisi ARSA dilaporkan terlibat dalam serangan.

Kelompok yang dikenal warga lokal dengan nama Harakah al-Yaqin, sejatinya adalah kelompok kecil dengan persenjataan minim. Namun mereka berhasil melancarkan sejumlah serangan mematikan terhadap tentara Myanmar, termasuk pada 25 Agustus lalu.

Baca juga:

8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA 

Akibat serangan itu, Myanmar melancarkan operasi kontra-milisi di Rakhine yang mayoritas dihuni Muslim. Operasi militer ini menyebabkan kekerasan dan pembakaran meluas sehingga memaksa sekitar 650.000 warga, mayoritas Rohingya, mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk kampanye militer Myanmar itu, menyebutnya sebagai pembersihan etnis. Myanmar yang mayoritas penduduknya penganut Buddha membantahnya. Organisasi internasional Dokter Lintas Baas memprediksi sedikitnya 6.700 warga Rohingya, termasuk 730 anak-anak, tewas dalam operasi militer Myanmar.

Myanmar tidak memberikan hak kewarganegaraan, kebebasan bergerak, akses ke layanan-layanan seperti perawatan kesehatan kepada warga minoritas Rohingya. Myanmar menganggap mereka imigran ilegal dari Bangladesh, meski telah tinggal di Rakhine selama beberapa dekade.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

17 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

Sebuah perahu yang membawa pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, terlihat terdampar di perairan lepas pantai Bireuen, provinsi Aceh, Indonesia, Senin, 27 Desember 2021. Indonesia akan mengizinkan kapal yang penuh dengan Rohingya yang terdampar di lepas pantainya untuk berlabuh. Aditya Setiawan via REUTERS
120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.


Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.


Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Puluhan warga Rohingya berada diatas kapal saat akan dipindahkan ke pulau Bhasan Char dekat Chattogram, Bangladesh, 29 Desember 2020. Bangladesh meyakinkan hanya mengirimkan orang-orang yang mau direlokasi, kendati relokasi diperlukan untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsian yang dihuni oleh lebih dari satu juta etnis Rohingya. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.


100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.


Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Pengungsi Rohingya, yang melintasi perbatasan dari Myanmar dua hari sebelumnya, berjalan setelah mereka mendapat izin dari tentara Bangladesh untuk melanjutkan ke kamp-kamp pengungsi, di Palang Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh 19 Oktober 2017. Bulan ini menandai peringatan kedua tentang pelarian lebih dari 730.000 Rohingya dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat laut ke Bangladesh setelah tindakan keras pimpinan militer dalam menanggapi serangan oleh gerilyawan Muslim di pos-pos polisi Myanmar. REUTERS / Jorge Silva / File Photo
Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya


Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.


Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi tersenyum usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende di Kementerian Luar Negeri Myanmar di Naypyitaw, Myanmar 6 Juli 2017. [REUTERS / Soe Zeya Tun]
Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.


Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.


Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri makan siang khusus tentang pembangunan berkelanjutan di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, 4 November 2019. Suu Kyi akan muncul di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk memperebutkan sebuah kasus yang diajukan oleh Gambia menuduh Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, kata pemerintahnya, Rabu.[REUTERS / Soe Zeya Tun / File Photo]
Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya