TEMPO.CO, - Ribuan pengungsi Rohingya yang ditempatkan di pulau terpencil di Bangladesh melakukan unjuk rasa saat pejabat dari badan pengungsi PBB (UNHCR) berkunjung ke sana. Mereka protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char yang rawan topan.
Protes yang berlangsung pada Senin kemarin melibatkan hingga 4 ribu orang. "Rohingya yang berada di sana menjadi sulit diatur saat perwakilan UNHCR mendarat (di pulau itu) dengan helikopter hari ini," kata kepala polisi setempat Alamgir Hossain kepada kantor berita AFP dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 1 Juni 2021.
Polisi mengatakan massa memecahkan kaca di gudang-gudang yang ada di sana dengan batu dan mencoba masuk ke gedung tempat para pejabat UNHCR hadir. “Tuntutan mereka adalah mereka tidak ingin tinggal di sini," tuturnya.
Seorang aktivis hak internasional mengatakan polisi menggunakan tongkat untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Mengutip sumber Rohingya, dia mengatakan beberapa pengunjuk rasa terluka. Polisi menolak klaim tersebut.
Seorang juru bicara polisi mengatakan, para pengunjuk rasa Rohingya yang menyerang petugas hingga melukai beberapa dari mereka. Massa juga merusak mobil di pulau itu, katanya.
UNHCR mengatakan dalam sebuah pernyataannya jika mereka prihatin mengetahui ada pengungsi yang terluka dalam peristiwa itu. Mereka menjelaskan delegasinya telah menemui pengungsi dan mendengarkan keluhan mereka. "Selanjutnya akan didiskusikan oleh delegasi dengan pihak berwenang Bangladesh," tulis pernyataan itu.
Delegasi itu akan mengunjungi kamp-kamp pengungsi Rohingya pada hari Selasa di Cox's Bazar sebelum kembali ke Dhaka untuk bertemu dengan pejabat senior pemerintah.
Sejak Desember, Bangladesh telah memindahkan 18 ribu dari 100 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhashan Char dari wilayah Cox's Bazar, di mana sekitar 850 ribu orang hidup dalam kondisi kumuh.
Baca Juga: Pemimpin Junta Kecilkan Kemungkinan Muslim Rohingya Kembali ke Myanmar
Sumber: AL JAZEERA