TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 23 jasad etnis Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, ditemukan terdampar di pinggir pantai terpencil di tenggara Bangladesh dan telah dievakuasi.
Menurut aparat berwenang Bangladesh, jasad yang ditemukan itu merupakan pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Mereka lari dipicu bentrokan yang paling parah dialami oleh etnis yang tidak diakui di Myanmar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Baca: Tekan Rohingya, Bangladesh Tawarkan Opsi Militer kepada Myanmar
Sebanyak 23 etnis Rohingya itu tewas terdampar di pinggir pantai setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam saat menyeberangi sungai Naf di perbatasan Bangladesh-Myanmar pada Selasa malam, 29 Agustus 2017.
Menurut polisi Bangladesh yang berjaga-jaga di lokasi temuan jenazah Rohingya itu, ada dua kapal yang tenggelam dan temuan awal sebanyak 4 jasad dan kemudian 19 jasad. Sehingga total ada 23 jasad yang keseluruhan dipastikan etnis Rohingya.
Monjurul Karim Khan Chowdhury, Ketua wilayah Asia Selatan di Kementerian Luar Negeri Bangladesh meminta pemerintah Myanmar untuk mengambil jasad korban.
Baca: Militer Myanmar Bunuh Kaum Rohingnya Termasuk Bayi
"Kami telah meneruskan pernyataan ke kantor Komisioner Tinggi Myanmar di Dhaka, mendesak mereka untuk mengambil jenazah," kata Chowdhury seperti dikutip dari Asian CorrSspondent, 1 September 2017.
Menurut 3 pekerja untuk PBB, sekitar 27,400 etnis muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar sejak Jumat pekan lalu. Mereka melarikan diri setelah kelompok pemberontak Rohingnya menyerang kantor polisi dan markas militer Myanmar di negara bagian Rakhine yang menewaskan sedikitnya 117 orang.
Setelah bentrokan yang dipicu amarah pemberontak Rohingya, pasukan keamanan Myanmar saat ini melakukan operasi pembersihan di utara Rakhine untuk melawan yang mereka sebut teroris ekstrimis.
ASIAN CORRESPONDENT | MARIA RITA