TEMPO.CO, Istanbul - Klub malam Reina, lokasi serangan yang menewaskan sedikitnya 39 pengunjung pada malam tahun baru, adalah salah satu tempat paling bergengsi di Kota Istanbul, Turki. Seperti dilansir Yahoo News, Senin, 2 Januari 2017, klub eksklusif ini dikenal memiliki pengunjung dari warga kelas menengah atas Turki dan turis mancanegara.
Sebanyak 15 dari 20 korban tewas yang telah diidentifikasi merupakan warga negara asing. Mereka yang tewas dan terluka berasal dari Arab Saudi, Tunisia, Yordania, dan Israel.
Berada di dekat Selat Bosforus yang terletak di wilayah Eropa Istanbul, Reina menjadi lokasi yang paling diincar wisatawan di Istanbul. Pemandangan dari teras klub dinilai spektakuler karena berada di bawah jembatan yang menyambungkan wilayah Eropa dan Asia, yang terbelah oleh Selat Bosforus.
Untuk masuk ke dalam klub, biayanya sangat mahal. Bahkan mereka yang berduit tidak dapat sembarangan masuk karena penjaga pintu sangat pemilih. Hanya mereka yang memiliki dompet tebal dan berparas indah yang dapat masuk ke klub bergengsi itu.
Berpesta di Reina biasanya baru dimulai pada tengah malam. Para pengunjung tidak hanya dapat berdansa, tapi juga bisa menikmati sajian lezat dari sejumlah restoran yang berada di dalam klub. Pesta baru akan berakhir menjelang subuh saat para pengunjung berduyun-duyun menanti mobil mewah mereka di luar klub.
Selain wisatawan asing, sejumlah pemain sepak bola Turki dan artis papan atas kerap mengunjungi Reina. Setiap akhir pekan, kunjungan mereka ke Reina akan menjadi makanan empuk tabloid gosip di Turki. Pemain penyerang klub Turki Galatasaray asal Jerman, Lukas Podolski, menjadi salah satu yang mencuitkan “#Reina. Pray for Istanbul.”
Pemain sepak bola Sefa Boydas, yang menjadi saksi serangan, mengaku memiliki perasaan waswas saat hendak merayakan malam tahun baru di Reina. “Seorang teman mengatakan tidak akan ada hal buruk di Reina. Saya justru berpendapat sebaliknya,” kata Boydas, yang kini bermain untuk klub Beylerbeyi SK.
Pemilik Reina, Mehmet Kocarslan, mengutuk serangan itu dalam akun Facebook miliknya. “Hati kami berduka,” tulisnya. Ia menyebut, selama dua pekan terakhir, pengamanan di wilayah Eropa Istanbul sejatinya telah diperketat. “Namun semua upaya itu gagal. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi.”
YAHOO NEWS | SITA PLANASARI AQAUDINI
Baca:
Kisah Saksi Mata tentang Teror Malam Tahun Baru di Turki
Teror Klub Malam Istanbul, Tak Ada WNI Jadi Korban