TEMPO.CO, Doha - Qatar menyatakan keprihatinannya atas keamanan rakyatnya di Arab Saudi, menyusul pembukaan kembali perbatasan negara yang memungkinkan mereka melakukan haji di Mekah. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Abdulrahman al-Thani saat berkunjung ke Norwegia mengatakan bahwa pihak berwenang Saudi belum menjawab pertanyaan dari Qatar mengenai keamanan jemaah selama musim haji.
"Tingkat ketegangan antara kedua negara, bahasa dan nada media Arab menyebarkan kebencian kepada orang-orang Qatar, yang telah memberi perhatian besar kepada kami," katanya, seperti yang dilansir Reuters pada Sabtu, 19 Agustus 2017.
Baca juga:
Dia mengatakan keamanan jemaah haji asal Qatar sekarang menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi dan sejauh ini lebih dari 100 orang telah melewati perbatasan sejak dibuka kembali.
Qatar telah menyambut baik keputusan Arab Saudi untuk membuka kembali persimpangan perbatasan Salwa, yang juga dikenal sebagai Abu Samrah, untuk para jemaah haji, namun menyebutnya "bermotif politik."
Bagian penting bagi umat Islam dalam ibadah haji itu telah ditutup sejak Juni menyusul sebuah krisis diplomatik besar, dimana Arab Saudi dan sekutu regionalnya memutuskan hubungan dengan Qatar.
Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Qatar pada 5 Juni, menuduhnya mensponsori terorisme dan mendestabilisasi wilayah tersebut. Blok yang dipimpin Saudi juga telah memberlakukan sanksi terhadap negara tersebut, termasuk pembatasan pesawat Qatar yang menggunakan wilayah udara mereka.
Doha menolak klaim tersebut, mengatakan bahwa pemboikotan itu telah menyerang kedaulatannya.
REUTERS|PRESS TV|AL JAZEERA|YON DEMA