TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat membebaskan seorang sekutu dekat Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan imbalan pembebasan sekelompok warga AS yang dipenjara di negara tersebut, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada Rabu, 20 Desember 2023.
Para tahanan yang dibebaskan oleh pemerintahan Maduro kembali ke AS pada Rabu malam, berdasarkan informasi dari penasihat keamanan nasional Gedung Putih yang dikutip Associated Press. Beberapa dari mereka telah mendarat di pangkalan militer AS di San Antonio, Texas, kata seorang saksi mata kepada Reuters.
Sekutu Maduro adalah pengusaha Kolombia bernama Alex Saab, yang diberikan grasi oleh Biden setelah ditangkap pada 2020 berdasarkan surat perintah AS atas pencucian uang. Jaksa AS menuduh Saab menyedot sekitar US$350 juta dari Venezuela melalui AS dalam skema yang melibatkan penyuapan pejabat pemerintah Venezuela. Saab telah menyangkal tuduhan itu.
Pemberian grasi kepadanya merupakan bagian dari kesepakatan antara dua negara. Pemerintahan Maduro dalam kesepakatan ini diminta membebaskan warga negara Venezuela yang terkait dengan oposisi politik, serta sepuluh orang warga negara AS yang ditahan.
Jumlah tersebut terdiri dari enam warga negara yang diklasifikasikan oleh AS sebagai orang yang ditahan secara tidak sah di Venezuela, bersama dengan empat orang warga AS lainnya. Venezuela juga secara terpisah memulangkan ke AS buronan pengusaha Malaysia Leonard Glenn Francis atau dikenal sebagai “Fat Leonard”, yang terlibat dalam skandal suap besar-besaran Angkatan Laut AS.
Kesepakatan tersebut merupakan hasil perundingan berbulan-bulan yang dimediasi oleh Qatar antara AS dan Venezuela sebagai anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC).
Meskipun Maduro memenuhi tuntutan AS untuk membebaskan para tahanan, kembalinya Saab menandai kemenangan Maduro. Saab belum dijatuhi hukuman atas tuduhan tindak kriminal yang dijatuhkan kepadanya.
Sebelumnya, AS telah memberi waktu kepada pemerintah Venezuela hingga 30 November untuk membuat menghapuskan larangan kandidat oposisi presiden untuk memegang jabatan publik, juga untuk mulai melepaskan tahanan politik dan warga AS yang “ditahan secara tidak sah”.
Ultimatum tersebut diberikan untuk menghindari pemberlakuan kembali sanksi AS terhadap sektor energi Venezuela, yang mulai diterapkan pada Oktober 2023 sebagai tanggapan atas kesepakatan pemerintah Venezuela untuk menyelenggarakan pemilu yang adil pada 2024.
Venezuela telah mengizinkan kandidat oposisi yang dilarang memegang jabatan publik untuk mengajukan banding, seperti yang telah dilakukan pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado pekan lalu dalam upayanya mencalonkan diri melawan Maduro. Namun hingga pekan ini belum banyak kemajuan dalam pembebasan tahanan.
Biden mengatakan kepada wartawan yang bepergian bersamanya di Milwaukee bahwa dia belum berbicara dengan Maduro, tetapi “kami telah menetapkan persyaratan khusus untuk pemilu yang demokratis. Dia menyetujui semuanya.”
REUTERS
Pilihan Editor: Hapus Data di HP dan Laptop Kakaknya, Adik Aktivis Hong Kong Dibui 6 Bulan