Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

image-gnews
Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Iklan

TEMPO.CO, Kathmandu - Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi dunia itu.

Kematian Min Bahadur Sherchan menghidupkan kembali kekhawatiran tentang membiarkan orang tua mencoba menaklukan puncak, di mana kondisinya sangat keras dengan tingkat oksigen rendah.

Hukum Nepal mengharuskan pendaki Everest minimal berusia setidaknya 16 tahun, tapi tidak ada batasan usia maksimum.

Baca: Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

"Sangat perlu untuk segera membatasi usia pendaki. Jika ada batas, kehilangan nyawa bisa dicegah," kata Ang Tshering, ketua Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, seperti dilansir Phill Star, Senin 8 Mei 2017.

Asosiasi tersebut berencana mendorong pemerintah membatasi usia pendaki setidaknya 76 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi hal itu, Dinesh Bhattarai, yang memimpin Departemen Pariwisata, mengatakan bahwa pemerintah serius membahas batas usia di atas.

Sherchan meninggal pada Sabtu malam di base camp Everest. Jenazah Sherchan kemudian diterbangkan dengan helikopter ke Kathmandu pada Ahadgu. Penyebab kematian masih belum jelas dan hasil otopsi akan diumumkan dalam beberapa hari.

Sherchan yang meninggalkan dari seorang istri, tujuh anak, 17 cucu dan enam cicit; pertama kali mendaki Everest pada Mei 2008 saat berusia 76 tahun. Saat itu ia dinobatkan menjadi spendaki tertua di dunia yang menaklukan puncak gunung yang juga bernama Himalaya itu.

Namun rekornya dipecahkan pada 2013 oleh Yuichiro Miura dari Jepang yang berusia 80 tahun saat mendaki Everest di Nepal.

PHILL STAR | NEWS.COM.AU | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.


Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

28 Mei 2015

Sejumlah anak-anak Nepal yang terkena gempa bumi mengikuti pelajaran sekolah yang diadakan oleh oranisasi bantuan internsional di Kathmandu, Nepal, 11 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

"Adopsi internasional juga telah ditangguhkan," katanya.