Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Editor

Grace gandhi

image-gnews
TEMPO/Mahfoed Gembong
TEMPO/Mahfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Nepal - Seorang pria di Nepal dikabarkan harus berurusan dengan pihak berwajib dan terancam mendapat hukuman berat gara-gara menjalankan ritual aneh yang melibatkan anak tetangganya sendiri.

Standard Media dan CNN, Senin, 27 Juli 2015 melaporkan bahwa seorang bocah, Jivan Kohar, 10 tahun, penduduk Desa Kudiya, sebelah barat daya Nepal, tewas setelah lehernya digorok seorang pria.

Pejabat kepolisian Nepal, Nal Prasad Upadhaya, menyatakan telah menangkap Kodai Harijan, yang mengakui telah membunuh bocah tersebut atas saran dukun. 

Ritual pengorbanan itu, menurut Harijan, dilakukannya setelah berkonsultasi dengan sang dukun sebagai upaya untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan anaknya yang sedang sakit.

Polisi mengatakan tubuh Jivan Kohar, yang dilaporkan hilang selama tiga hari, ditemukan di semak-semak di Distrik Nawalparasi, di dekat perbatasan dengan India. 

Harijan mengatakan berhasil membujuk anak itu dengan menjanjikannya biskuit dan uang US$ 50 sen. Dengan bantuan kerabatnya, Harijan kemudian membawa si bocah Kohar ke sebuah kuil di pinggiran desa yang menjadi tempat pelaksanaan ritual pengorbanan tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat kepolisian berada di lokasi kejadian, kepala sang bocah sudah dalam kondisi hampir terpisah dari badannya.

Seperti dikutip oleh CNN, kepolisian Nepal telah menahan sebelas orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut, termasuk Harijan dan sang dukun. Semua tersangka terancam hukuman penjara seumur hidup.

Desa Kudiya di Distrik Nawalparasi, yang berbatasan dengan India, merupakan daerah terpencil dengan penduduk termiskin dan berpendidikan rendah di Nepal. Masyarakat di daerah tersebut masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

CNN | STANDARD MEDIA | RADITYA PRADIPTA | MECHOSD DE LAROCHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.


Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

28 Mei 2015

Sejumlah anak-anak Nepal yang terkena gempa bumi mengikuti pelajaran sekolah yang diadakan oleh oranisasi bantuan internsional di Kathmandu, Nepal, 11 Mei 2015. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pascagempa, Nepal Hadapi Masalah Perdagangan Anak

"Adopsi internasional juga telah ditangguhkan," katanya.