TEMPO.CO, Kathamndu - Parlemen Nepal menetapkan Pushpa Kamal Dahal alias Prachanda sebagai Perdana Menteri ke-24 setelah 26 tahun negara itu mengadopsi sistem demokrasi multi-partai.
Menjadi satu-satunya calon yang diajukan dalam pemilihan di gedung parlemen Nepal, 1 Agustus 2016, Prachanda, yang mewakili Partai Komunis Bersatu Nepal (CPN), berhasil memenangi 363 suara dari 595 suara di parlemen.
Mantan pemimpin pemberontak komunis Nepal tersebut langsung dikalungkan selendang tradisional Buddha sesaat setelah dinyatakan terpilih sebagai Perdana Menteri.
"Saya akan bekerja untuk persatuan nasional, untuk mempromosikan kepentingan negara dan rakyat," katanya kepada anggota parlemen setelah terpilih sebagai Perdana Menteri.
Prachanda terpilih sebagai Perdana Menteri setelah Khadga Prasad Oli yang berasal dari Partai Komunis Nepal Aliran Marxis-Leninis memutuskan mundur pekan lalu, menyusul parlemen melancarkan mosi tidak percaya.
Kemenangan Prachanda sebagai Perdana Menteri menandai kembalinya dia ke posisi tersebut untuk kedua kalinya setelah delapan tahun. Dia pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri pada 2008.
Periode pertama Prachanda berakhir pada 2009 ketika ia mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dengan presiden tentang pemecatan seorang kepala militer.
Dia memimpin pemberontakan komunis atau yang dikenal dengan kelompok Maois selama satu dekade hingga 2006, ketika mereka menandatangani perjanjian perdamaian yang diawasi PBB. Lebih dari 17 ribu orang tewas selama pemberontakan tersebut.
Prachanda akan menghadapi sejumlah tantangan berat, terutama upaya rekonstruksi besar setelah gempa bumi yang menewaskan 9.000 orang tahun lalu, selain mengawasi penyelesaian kasus kejahatan perang.
ALJAZEERA | REUTERS | YON DEMA