TEMPO.CO, Astana - Chloe Phillips-Harris, turis asal Selandia Baru, ditahan di bandara Almaty, Kazakhstan. Petugas Imigrasi selama berjam-jam memeriksa Chloe di ruang penjaga bandara. Penyebabnya, petugas tidak percaya ada negara yang bernama Selandia Baru.
Wanita 28 tahun itu kaget atas alasan petugas memeriksanya. Petugas Imigrasi Kazakhstan bersikeras bahwa Selandia Baru bukan negara, melainkan negara bagian di Australia.
Baca:
Ditemukan, Kedutaan AS yang Palsu Beroperasi di Ghana
Natal, Tunawisma dan Lansia Makan Gratis di Resto Muslim Ini
Menurut Chloe, di ruang interogasi bandara Almaty, terdapat peta dunia, tapi anehnya tidak mencantumkan Selandia Baru. Hal itu membuat Chloe kesulitan menjelaskan kepada para petugas Imigrasi Kazakhstan itu bahwa negaranya ada.
"Mereka mengatakan Selandia Baru jelas merupakan bagian dari Australia. Benar-benar disayangkan, peta dunia di bandara itu tidak terdapat Selandia," kata Chloe mengenang peristiwa yang dialaminya pada Mei lalu, seperti dilansir Telegraph pada 5 Desember 2016.
Chloe berujar, ia akhirnya bisa masuk setelah temannya mendapatkan visa baru dan paspor Amerika Serikat untuknya. Dia menghabiskan enam bulan perjalanan di seluruh negeri itu dan kembali ke Selandia Baru bulan lalu.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru telah membenarkan hal itu dan menyatakan telah membantu Chloe untuk menyelesaikan urusannya. "Kasus ini telah diselesaikan," ucap seorang juru bicara.
Chloe merupakan backpacker yang suka mencari petualangan di wilayah-wilayah terpencil. Di Kazakhstan, dia melakukan perjalanan ke desa-desa dan bekerja di peternakan. Terlepas dari insiden yang menimpanya, Chloe memuji Kazakhstan sebagai negara yang indah. Selain itu, warganya sangat baik.
TELEGRAPH | DAILY MAIL | YON DEMA