Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal Usul Rohingya Menurut Dubes Myanmar di Indonesia

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Keluarga pengungsi Rohinya melihat seorang petugas sensus di pengungsian sementara di Sittwe, Myanmar (2/4). PBB bekerja sama dengan pemerintah Myanmar untuk memberikan pasokan darurat ke kamp Rohingya, tapi itu merupakan solusi jangka pendek. REUTERS/Soe Zeya Tun
Keluarga pengungsi Rohinya melihat seorang petugas sensus di pengungsian sementara di Sittwe, Myanmar (2/4). PBB bekerja sama dengan pemerintah Myanmar untuk memberikan pasokan darurat ke kamp Rohingya, tapi itu merupakan solusi jangka pendek. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Myanmar untuk Indonesia, U Aung Htoo menuturkan istilah Rohingya baru muncul pada era 1990-an.  Sebelumnya, etnis tersebut  tercatat sebagai Mohamadin. “Pada masa penjajahan, muslim di Rakhine tercatat dalam sensus sebagai Mohamadin. Pada 1990-an, mereka mengubah nama menjadi Rohingya,” kata Aung Htoo lewat pesan Whatsapp kepada Tempo, 25 November 2016.

Dia menuturkan selama masa  penjajahan Inggris (1886-1942), warga Rohingya hanya datang pada saat tertentu. “Mereka tinggal di Myanmar selama dua atau tiga bulan saat musim panen,” kata Aung Htoo yang menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo pada 31 Mei  2016.

Namun pada era 1970-an, etnis Rohingya datang sebagai imigran lalu menetap secara permanen di  Myanmar. Tak hanya mengganti sebutan sebagai Rohingya, mereka juga menyatakan sebagai putra Rakhine, atau warga asli Rakhine. Bahkan mengaku telah ada sebelum warga Myanmar tinggal di sana, kata U Aung.

“Mereka lalu minta kewarganegaraan otomatis sesuai dengan undang-undang warga negara 1982,” kata Aung Htoo. “Kami tidak tahu dari mana asal  mereka, bisa jadi dari India atau Pakistan.”

Karena itulah, warga Myanmar menyebut Rohingya sebagai Bengali, karena datang dari Teluk Bengal. “Karena itu status kewarganegaraan mereka tidak jelas,” kata Aung Htoo.

Pemerintah Myanmar ingin memverifikasi status warga Rohingya tersebut sesuai dengan undang-undang kewarganegaraan. “Tapi mereka menolak untuk diverifikasi. Mereka memusuhi petugas imigrasi,”  kata Aung Htoo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia,  warga Rohingya menggunakan dalih agama untuk mengatasi masalah imigrasi itu. “Jadi, dengan menggunakan agama, mereka menciptakan kesan bahwa warga Budha menganiaya mereka. Mereka menggunakan persaudaraan muslim untuk mengatasi masalah imigrasi yang mereka hadapi,” kata Aung Htoo. Di negara bagian Rakhine juga ada etnis muslim lain, yakni Kaman yang diakui sebagai warga negara Myanmar.

Meski demikian, bukan tidak mungkin bagi warga Rohingya untuk mendapatkan kewarganegaraan. Mereka dipersilakan untuk mengikuti proses verifikasi dan terutama sekali harus dapat berbahasa Myanmar supaya dapat beradaptasi dan diterima seluruh masyarakat Myanmar.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR) mencatat terdapat 938 ribu orang yang tidak memiliki kewarganegaraan di Myanmar.

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.