TEMPO.CO, Muenchen - Seorang warga negara Jerman tewas akibat ditikam belati di sebuah stasiun kereta api di Muenchen, Selasa pagi, 10 Mei 2016, waktu setempat. Serangan tersebut, lapor radio Bavaria, juga melukai sejumlah orang.
Media Jerman melaporkan, polisi telah menahan pelaku serangan dan sejumlah orang lain. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai serangan tersebut oleh kantor berita Reuters, polisi tidak segera memberi jawaban.
Jerman yang sedang memainkan peran penting dalam peperangan melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak mengalami serangan besar sebagaimana yang terjadi di negara tetangganya: Prancis dan Belgia.
Sejumlah saksi mata mengatakan pelaku serangan seorang pria 27 tahun meneriakkan “Allahu Akbar, Allah Maha Besar”. "Pelaku serangan sepertinya memiliki motif politik. Dia saat ini ditahan bersama beberapa tersangka lain," ucap polisi dalam sebuah pernyataan.
Korban berusia 50 tahun meninggal di rumah sakit setelah mendapatkan tikaman belati dari pelaku. Sedangkan dua pria lain masing-masing berusia 43 tahun dan 58 tahun, ujar polisi, menderita luka-luka.
Serangan itu, tulis Al Arabiya, berlangsung sekitar pukul 05.00 waktu setempat (03.00 GMT) di stasiun kereta api di Grafing, kota kecil yang terletak di sekitar 32 kilometer sebelah tenggara Ibu Kota Bavaria, Jerman selatan.
Beberapa menteri berkali-kali memperingatkan kemungkinan terjadinya serangan. Adapun anggota pasukan keamanan Jerman sudah melakukan kewaspadaan. Lebih dari 800 orang dari kaum radikal Jerman telah meninggalkan tanah airnya untuk bergabung dengan kelompok ekstremis di Suriah dan Irak. Sedangkan sekitar 260 lain telah kembali ke Jerman.
Jerman juga telah menjadi negara transit bagi kaum militan yang melakukan serangan di Belgia tahun ini dan di Prancis tahun lalu. Lebih dari satu juta imigran saat ini berada di Jerman.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN