TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Swedia dari Partai Hijau, Yasri Khan, yang memicu badai kontroversi setelah menolak berjabat tangan dengan reporter perempuan dengan alasan tidak ingin melanggar imannya, menyatakan mengundurkan diri dari arena politik, Rabu, 20 April 2016.
Khan adalah politikus muslim kedua dari Partai Hijau yang mengundurkan diri terkait dengan isu mengenai penolakan jabat tangan oleh lelaki muslim dengan perempuan bukan muhrimnya pada pekan ini.
Selama wawancara dengan reporter perempuan dari TV4 pada Selasa lalu, Khan meletakkan dua tangannya di jantungnya sebagai simbol ucapan pengganti salaman.
"Masyarakat bisa saling menyapa dengan cara berbeda. Yang paling penting adalah untuk menunjukkan rasa hormat dengan melihat satu sama lain," kata Khan dalam sebuah wawancara dengan Swedish Radio.
Khan, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Organisasi Muslim Swedia untuk Perdamaian dan Keadilan, mendapatkan kritik keras dari partainya sejak insiden tersebut.
"Hal ini tidak dapat diterima. Anda tidak dapat memiliki seorang pria di partai yang tidak bisa menyapa wanita sebagaimana Anda menyapa seorang pria," ucap Stina Bergstrom, anggota parlemen dari Partai Hijau, kepada tabloid Aftonbladet.
Dalam sebuah artikel yang dia tulis di situs berita Nyheter24, Khan mengecam orang-orang yang mengkritiknya. Namun Khan tidak menuturkan secara khusus alasan dia mengundurkan diri.
"Dalam iklim politik saat ini, berpolitik adalah hak saya dan jika saya ingin menjadi badut sirkus media," ujar Khan.
Sebelumnya, pada pekan ini, mantan Menteri Dalam Negeri Mehmet Kaplan, muslim keturunan Turki, mengundurkan diri dari pemerintahan setelah media menerbitkan rekaman lamanya yang membuat pernyataan kontroversial tentang politik Israel terhadap Palestina.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN