Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

35 Kota Swedia Bersedia Terima Kembali 230 Eks ISIS dan Keluarga

image-gnews
Warga sipil yang dievakuasi dari Baghouz menunggu di area pemeriksaan yang dikoordinir oleh Pasukan Demokrat Suriah. [CNN]
Warga sipil yang dievakuasi dari Baghouz menunggu di area pemeriksaan yang dikoordinir oleh Pasukan Demokrat Suriah. [CNN]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Swedia akan menerima sekitar 150 eks militan ISIS dan istri mereka, bersama 80 anak-anaknya setelah ISIS tumbang di Baghouz, Suriah.

Ketika banyak yang menekankan bahwa menerima kembali eks militan itu berbahaya, tetapi kota-kota Swedia bersedia menyambut mereka dan hanya satu kota yang menolak.

Baca: Mak Comblang di Kelompok ISIS Minta Pulang ke Inggris

Sebanyak 35 kota sedang bersiap untuk menerima hingga 230 orang yang kembali dari daerah Timur Tengah yang sebelumnya dikendalikan oleh ISIS, menurut surat kabar Dagens Nyheter, dikutip dari Sputnik, 8 April 2019.

Daftar calon pengungsi yang kembali dari Suriah dan Irak termasuk 150 eks militan dan istri mereka, serta 80 anak-anak.

Pada 24 April, Pusat Pencegahan Kekerasan Ekstremisme (CVE) akan mengadakan diskusi dengan pemerintah kota tentang bagaimana penerimaan harus dilanjutkan.

Baca: Apa yang Terjadi Usai Kekalahan ISIS? Berikut Faktanya

Menurut CVE, sangat penting untuk memiliki fokus pencegahan kejahatan. Tujuannya adalah untuk mencapai gambaran yang jelas tentang situasi dan kemudian menyesuaikan upaya yang akan diterapkan.

"Ini bisa mengenai dukungan dan bantuan yang dapat disediakan oleh pemerintah kota. Tetapi juga sistem perawatan kesehatan harus berpartisipasi, termasuk dalam bentuk psikiatri," kata kepala CVE Jonas Trolle kepada Dagens Nyheter.

Sementara Trolle menekankan pentingnya penuntutan mereka yang bersalah atas pelanggaran teroris dan kejahatan perang, ini mungkin membuktikan tugas yang sulit untuk diselesaikan karena masalah pembuktian.

Sebuah pemandangan yang memperlihatkan sebuah kamp pengungsi untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran antara Pasukan Demokratik Suriah dengan Militan ISIS di Ain Issa, Suriah, 3 Oktober 2017. REUTERS

Sejauh ini, Swedia telah menerima puluhan orang yang kembali, tetapi hanya satu kasus yang berakhir dengan persidangan dan hukuman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Trolle menekankan bahwa mantan pria atau perempuan ISIS, dan bahkan anak-anak mungkin termotivasi secara ideologis.

Baca: Berapa Jumlah Orang Eropa yang Bergabung ke ISIS?

Menurut Trolle, keyakinan ekstremis mereka dapat menghasilkan bentuk-bentuk serangan teroris yang lebih sederhana, tetapi juga dalam radikalisasi yang cepat di lingkungan mereka.

"Akan sangat berbahaya jika mereka pulang dan merasa bahwa mereka memiliki carte blanche (kewenangan tanpa syarat), ini dapat memicu radikalisasi lebih lanjut di semua jenis lingkungan ekstremis," jelas Trolle.

Pada hari Jumat, CVE bertemu dengan Save the Children, psikiater anak-anak dan perwakilan dari layanan sosial untuk secara khusus mendiskusikan strategi perawatan yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang kembali.

"Sangat penting bagi kami untuk mengumpulkan semua pihak yang relevan dan mengklarifikasi kebutuhan yang ada," jelas Jonas Trolle.

Foto: Potret Nasib Pilu Anak-anak Militan ISIS

Sebelumnya, nasib mengembalikan eks militan ISIS dan keturunan mereka, yang lahir di Timur Tengah, memicu reaksi beragam dan terpolarisasi di Swedia.

Imam Kashif Virk dari cabang Islam Ahmadiyah berpendapat bahwa teroris ISIS pantas mendapat kesempatan kedua dan butuh bantuan.

Dalam pendapatnya untuk Dagens Samhälle, Kashif juga mengecam politisi Swedia karena tidak melakukan cukup banyak untuk membantu minoritas, dengan menyebut frustrasi sebagai alasan utama mengapa orang bergabung dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

11 hari lalu

Ilustrasi palu sidang pengadilan. legaljuice.com
Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.


Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

12 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia


Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

13 hari lalu

Salwan Momika. Wikipedia
Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia


Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

13 hari lalu

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS
Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.


Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

14 hari lalu

Salwan Momika. Wikipedia
Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

Imigran asal Irak Salwan Momika ditangkap di Norwegia. Ia membakar Al Quran sehhingga membuat umat Muslim marah.


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

22 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

23 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

24 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

24 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow


Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

25 hari lalu

Petugas penegak hukum Rusia berjaga di dekat tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul insiden penembakan, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.