TEMPO.CO, Jakarta - Seorang terduga pelaku serangan Paris pada November 2015 lalu, Salah Abdeslam, ditangkap petugas kepolisian Belgia, Jumat, 18 Maret 2016. Siapakah dia? Seperti dikutip dari kantor berita BBC, Abdeslam merupakan pria berkewarganegaraan Prancis berusia 26 tahun yang lahir di Brussel, Belgia.
Abdeslam ditangkap dalam penggerebekan di daerah Molenbeek, Brussel. Dia ditangkap di sebuah apartemen bersama seorang rekannya. Akibat penggerebekan itu, betisnya terluka. Abdeslam menjadi buruan utama polisi sejak serangan yang menewaskan 130 orang itu pada 13 November lalu.
Pada 15 Maret kemarin, sidik jari Abdeslam ditemukan di sebuah apartemen yang berada di bagian selatan Brussels, distrik Forest. Akan tetapi, kantor kejaksaan Belgia belum bisa memastikan kapan dia berada di apartemen itu.
Polisi juga menemukan salah satu sidik jarinya pada 10 Desember lalu. Selain itu, ditemukan pula jejak dari bahan peledak TATP (aseton peroksida) serta tiga sabuk buatan tangan, yang kemungkinan akan digunakan untuk meledakkan, di sebuah apartemen di distrik Schaerbeek.
Apartemen itu disewa dengan nama yang salah. Diperkirakan, Abdeslam berada di antara salah satu pelaku serangan bunuh diri yang mengambil sabuk-sabuk itu di sana sebelum berangkat ke Paris. Abdeslam diyakini kembali ke sana setelah serangan itu terjadi.
Abdeslam pun diyakini menyewa sebuah mobil VW Polo di Belgia yang ditemukan di dekat aula konser Bataclan, di mana ditemukan 89 orang tewas akibat serangan tersebut. Dia juga menyewa sebuah mobil Renault Clio dan memesan dua kamar hotel di luar kota Paris sebelum serangan itu.
Perannya dalam serangan itu sendiri belum jelas. Sementara itu, saudaranya, Brahim Abdeslam, merupakan salah satu pelaku yang meledakkan dirinya dengan bom. Petugas investigasi meyakini, Abdeslam lah yang menurunkan tiga pengebom di Stade de France.
Petugas investigasi juga meyakini, Abdeslam diberi tugas untuk menyerang sebuah tempat di bagian selatan yang tidak jauh dari stadion itu, distrik 18th. Namun, serangan itu tidak pernah terjadi hingga kini.
Beberapa jam setelah serangan, Abdeslam yang berada di dalam mobil VW Golf bersama dua pria lainnya dihentikan oleh seorang polisi di dekat perbatasan Belgia. Akan tetapi, mereka dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan kembali setelah diperiksa.
Sejak kecil, Abdeslam kerap dihukum akibat kenakalan-kenakalannya. Dia pun pernah dipenjara karena melakukan pencurian. Saat itu lah dia bertemu dengan pemimpin serangan Paris, Abdelhamid Abaaoud.
BBC | ANGELINA ANJAR SAWITRI