TEMPO.CO, Paris - Setelah teror di Inggris pekan lalu, perusuh kini menyasar Prancis. Sebuah serangan terjadi di Katedral Notre Dame, Paris, yang sedang dipenuhi wisatawan, Selasa sore, 6 Juni 2017.
Baca juga: ISIS Klaim di Belakang Teror London
Polisi mengkonfirmasi adanya insiden di katedral Notre Dame dan memperingatkan masyarakat agar menjauhi lokasi itu. Para wisatawan dan jemaat terlihat melarikan diri dari tempat kejadian yang berada di pusat Ibu Kota Prancis tersebut, sementara beberapa orang terkunci di dalam bangunan dari abad ke-18 itu.
Pihak kepolisian dilaporkan menembak seorang pria yang berusaha menyerang beberapa petugas dengan palu di luar katedral yang merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi tiap tahunnya. Sampai saat ini motif serangan tersebut belum diketahui.
Jalan-jalan di sekitar Notre Dame telah diamankan oleh polisi. Seorang saksi di luar katedral mengaku mendengar dua letusan.
Petugas anti teror telah dipanggil untuk menyelidiki insiden tersebut dan salah satu petugas kepolisian Paris terluka di kepala akibat terkena pukulan palu dan segera dibawa ke rumah sakit. Orang yang menyerang ditahan oleh kepolisian dan ditembak di kepala tapi masih hidup dan tengah berada di rumah sakit.
Para pengunjung yang berada di dalam katedral mencuit di akun Twitter mereka dan mengatakan kepada keluarganya tentang kondisi mereka. Salah satu twit dari pengunjung berbunyi: "Bukan pengalaman liburan yang diinginkan. Terjebak di Katedral Notre Dame setelah polisi menembak seorang pria. Kami bersama anak-anak kami yang ketakutan."
Pengunjung lainnya bernama Matthew Currie Holmes menulis di Twitter, "Jadi kami terjebak di Katedral Notre Dame. Sesuatu sedang terjadi di luar, kami tak tahu apa. Sirene polisi bisa terdengar." Ia melanjutkan, "Tak perlu dikatakan kalau keluargaku dan aku sedikit gelisah. Kami berada di London saat serangan di London Bridge terjadi."
Seorang saksi asal Inggris mengatakan sekitar 2 ribu orang berada di dalam katedral dan berjongkok di antara bangku gereja. Polisi mengatakan kepada semua orang di katedral untuk mengangkat tangan mereka untuk menunjukkan mereka tidak bersenjata.
Sebelumnya terjadi teror di Nice, Prancis, pada Juli 2016. Saat itu, sebuah truk dengan sengaja menanbrak kerumunan warga yang sedang merayakan Hari Kemerdekaan. Akibatnya, 84 orang tewas. ISIS mengklaim berada di belakang serangan itu.
EXPRESS.CO.UK | DIKO OKTARA