TEMPO.CO, Paris—Pelaku yang menyerang seorang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan, "Ini untuk Suriah."
Hal ini diungkapkan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb seperti dilansir laman CNN, Rabu 7 Juni 2017.
Pelaku menurut Collomb diyakini sebagai seorang pelajar pria keturunan Aljazair. Dia menyerang polisi yang berada di dekat Katedral dengan martil dan mempersenjatai diri dengan pisau.
Juru bicara Serikat Polisi Perancis, Yves Lefebvre, kepada BFMTV mengatakan polisi yang diserang hanya mengalami luka ringan, sementara pelaku yang belum diidentifikasi berhasil ditembak polisi lain.
Baca: Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame
Pelaku teror di Paris ini lalu dibawa ke rumah sakit, dan kini situasi di Katedral Notre-Dame telah berhasil dikendalikan.
Sebuah video yang diunggah di laman media sosial menunjukkan pria penyerang itu tergeletak tak bergerak di lapangan, di samping seorang petugas polisi.
Insiden itu sempat menimbukan kepanikan bagi para pengunjung tempat wisata populer di Paris itu.
Notre-Dame, salah satu tempat wisata paling populer di Paris, yang menarik banyak pengunjung.
Kellyn Gorman, seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan dirinya hendak memasuki Katedral ketika mendengar suara tembakan.
“Saat saya menoleh, pelaku telah tergeletak di tanah setelah tertembak,” ujar dia kepada BBC.
Ratusan orang lainnya bersembunyi di dalam katedral.
Abigail M, warga di daerah tersebut pun mengaku mendengar dua tembakan.
"Semua orang mulai melarikan diri dari katedral, dan polisi segera mengepung. Sepertinya mereka mengepung seseorang di tangga sampai ke Sungai Seine," tutur dia.
"Ada kerumunan besar yang mengantre untuk masuk ke katedral, dan saat tembakan dilepaskan, mereka semua mulai berlari."
"Kami berlindung di toko terdekat, dan mereka meninggalkan kami di sana sekitar 15 menit sebelum membersihkan daerah tersebut sepenuhnya," kata dia.
"Saya melihat petugas layanan darurat, personel militer, dan polisi yang berpakaian lengkap.”
Perancis kini masih dalam keadaan darurat setelah serangan Paris November 2015 yang menewaskan 130 orang.
Terlihat kehadiran polisi yang lebih banyak di jalanan kota itu sejak peristiwa tersebut.
Teror di Paris juga terjadi saat serangan di Champs-Elysees yang membuat seorang polisi tewas, April lalu.
CNN | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI