TEMPO.CO, Damaskus - Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, menerima penghargaan dari Institut Tinggi Sham (Ma’had Sham ‘Aly) dalam prosesi wisuda Institut Tinggi Sham di Gedung Opera Daar al-Assad Damaskus pada 4 November 2015.
Menurut rilis KBRI Damaskus yang diterima Tempo, penghargaan yang disampaikan langsung Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Tinggi Sham, yang juga Menteri Agama Suriah, Abdul Satar Sayyid, diberikan atas upaya Dubes RI dalam memperjuangkan para pelajar Indonesia di tengah gejolak konflik senjata berkepanjangan di negeri itu.
Selain itu, Indonesia tercatat sebagai satu di antara sedikit negara yang masih mempertahankan perwakilan diplomatik dengan kepala perwakilan setingkat duta besar di Ibu Kota Damaskus.
Sejak konflik bersenjata berkecamuk di Suriah pada 2011, pemerintah Indonesia telah merepatriasi 12.871 WNI kembali ke Tanah Air dan masih terus berlangsung hingga sekarang.
Dari sekitar 200 pelajar di Suriah sebelum konflik, saat ini 25 mahasiswa Indonesia masih bertahan di Damaskus sambil menunggu kelulusan mereka.
Dalam berbagai kesempatan bertemu dengan Menteri Agama, Menteri Pendidikan Tinggi, dan pejabat tinggi Suriah lainnya, Dubes RI di Damaskus mengupayakan agar para pelajar Indonesia mendapatkan izin tinggal (iqomah) dan terjamin keselamatannya selama menempuh studi di Tanah Syam ini.
Selain Dubes RI Damaskus, penghargaan serupa diberikan Institut Tinggi Sham kepada Dubes Iran untuk Suriah, Menteri Pariwisata, Menteri Pendidikan Tinggi, dan para tokoh berpengaruh lain.
Prosesi wisuda Institut Tinggi Sham ini diikuti sekitar 200 wisudawan gabungan dari tiga perguruan, yaitu Mujama Syekh Ahmad Kuftaro, Mujama Fatah Islami, dan Mujama Ruqoyya.
Adapun mahasiswa Indonesia yang diwisuda adalah Muklas Hamdi Rais (Banten), Henri Toga Sinaga (Sumatera Utara), dan Fauzan Asim (Aceh), yang semuanya lulus dari Mujama Syekh Ahmad Kuftaro.
NATALIA SANTI