TEMPO.CO, Damaskus - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membebaskan 22 pemeluk Kristen Assyria yang diculik di timur laut Suriah enam bulan lalu. Kantor berita Agence France Presse melaporkan, tawanan yang dibebaskan ini adalah bagian dari 200 anggota jemaat minoritas Kristen yang diculik ISIS pada Februari 2015, ketika kelompok bersenjata itu melakukan operasi di kawasan Khabur, sebelah timur Povinsi Hasakeh.
Assyrian Observatory for Human Rights, kelompok pemerhati hak asasi manusia yang berbasis di London, mengatakan, dari 22 korban penculikan, terdapat 14 perempuan. Selanjutnya, Observatory memperlihatkan sejumlah foto bekas korban penculikan yang di antaranya sejumlah perempuan lanjut usia.
"Pembebasan ini berkat perundingan tak kenal lelah yang dilakukan oleh Gereja Timur Assyria di Kota Hasakeh," demikian pernyataan Observatory.
Adapun kelompok pemerhati hak asasi lainnya, Assyrian Network for Human Rights, juga melaporkan soal pembebasan tersebut. "Para korban dibebaskan dari dua desa di Khabur, yakni Tal Shamiram dan Tal Jazira."
Direktur kelompok ini, Osama Edward, mengatakan saat ini sedang berlangsung perundingan untuk membebaskan 187 orang lainnya yang juga korban penculikan ISIS. "Ada atmosfer positif di seputar negosiasi pembebasan," kata Edward kepada AFP. Namun dia tidak bisa memastikan kapan para korban itu dibebaskan.
Jumlah penganut Kristen Assyria di Suriah mencapai 30 ribu orang, dari 1,2 juta penduduk Kristen Suriah sebelum negeri itu dilanda perang. Hampir semuanya tinggal di 35 desa yang ada di Hassakeh.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN