Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AS Desak Myanmar Mengakui Warga Rohingya

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Dua pria Muslim Rohingya, Noor Alam (kanan) dan Sadik Hussein duduk di rumah gubuk yang menjadi tempat pengungsian warga Muslim Rohingya di di Desa Thetkabyin, utara dari Sittwe, Myanmar, 29 Mei 2015. (AP Photo)
Dua pria Muslim Rohingya, Noor Alam (kanan) dan Sadik Hussein duduk di rumah gubuk yang menjadi tempat pengungsian warga Muslim Rohingya di di Desa Thetkabyin, utara dari Sittwe, Myanmar, 29 Mei 2015. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Bagi Amerika Serikat, pemukiman kembali di negara ketiga bagi pengungsi Rohingya bukan jawaban. Sebaliknya, negara itu menyerukan agar Myanmar memberikan kewarganegaraan kepada Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di sana.

Hal ini ditegaskan Anne Richard, Asisten Menteri Luar Negeri AS  untuk penduduk, migrasi dan pengungsi. Ia menyatakan pemukiman kembali semua pengungsi Rohingya di AS hanya akan menarik orang lain untuk meninggalkan tanah air mereka.

"Jawaban untuk masalah ini adalah perdamaian dan stabilitas dan kewarganegaraan untuk Rohingya di negara bagian Rakhine. Itu solusinya," katanya, yang berbicara di sela-sela kunjungan tiga hari ke Malaysia."Mereka mengalami penganiayaan yang luar biasa dan penindasan. Mereka tidak memiliki kewarganegaraan dan kami prihatin dengan kondisi hak asasi manusia di sana."

Sejak awal Mei, lebih dari 4.600 pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh dibawa ke darat dari perairan Asia Tenggara. Beberapa ribu lebih diyakini masih berada di laut setelah penyelundup manusia meninggalkan perahu mereka di tengah samudera.

Jika pengungsi Bangladesh meninggalkan tanah air mereka dengan harapan menemukan pekerjaan di luar negeri, Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan oleh mayoritas Buddha. Di negara itu, hak-hak dasar, termasuk kewarganegaraan, tidak diberikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Richard mengatakan 18-24 bulan ke depan akan menjadi kerangka waktu yang realistis bagi AS untuk memukimkan kembali para pengungsi itu. Tapi dia memperingatkan bahwa hanya sebagian kecil pengungsi saja yang akan dimukimkan kembali, terutama untuk korban penyiksaan, janda, dan anak yatim atau orang-orang dengan kebutuhan medis.

"Pemukiman bukan solusi bagi sebagian besar pengungsi di Bumi ini," katanya. "Solusi yang paling penting adalah orang tidak harus meninggalkan negara mereka.

AP | INDAH P.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.