TEMPO.CO, London - Perdana Menteri David Cameron dari Partai Konservatif berpeluang besar tetap memerintah Inggris selama lima tahun ke depan.
Exit Poll menunjukkan Konservatif memperoleh 316 dari 650 kursi di majelis rendah parlemen, sementara Partai Buruh memperoleh 239. Jika akurat, itu akan menjadi salah satu hasil pemilu terburuk yang pernah diraih Partai Buruh.
Yang mengejutkan adalah perolehan suara untuk Partai Nasional Skotlandia (SNP)—partai yang mengkampanyekan Skotlandia sebagai negara merdeka. Kuris SNP diprediksi akan bertambah secara dramatis dari 6 menjadi 58.
Kejutan lainnya adalah anjloknya Partai Demokrat Liberal yang berhaluan tengah dan dipimpin Wakil Perdana Menteri Nick Clegg, yang berkoalisi dengan Konservatif sejak 2010.
Menteri Pemerintah Konservatif Michael Gove mengatakan, "Jika jajak pendapat terbukti benar, Konservatif telah memenangi pemilihan ini.”
Dengan hasil tersebut, berarti Inggris kemungkinan akan menghadapi referendum dari keanggotaan Uni Eropa dalam dua tahun ke depan. Selain itu, seperti dilansir Reuters, miliaran pound akan dipotong dari belanja pemerintah untuk mengatasi defisit anggaran.
Exit Poll pemilu Inggris memiliki track record yang baik. Exit Poll yang dilakukan penyiaran nasional Inggris menunjukkan Cameron akan memiliki beberapa pilihan koalisi untuk membentuk pemerintah. Kemungkinan Cameron akan melanjutkan berkoalisi dengan Demokrat Liberal, atau Serikat Irlandia Utara, atau bisa juga keduanya. Alternatif lain, Cameron bisa melakukannya sendiri.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA