TEMPO.CO, Jakarta - Dua penerbang asal Belanda yang bertugas untuk pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas ketika helikopter serbu Apache jatuh di sebelah utara Mali.
Menurut sumber di bandara kepada kantor berita AFP, helikopter dari UN's MINUSMA tersebut jatuh pada 20 kilometer dari Gao, Selasa, 17 Maret 2015. Dua pilot mengalami cedera, "Namun belakangan diketahui meninggal."
Panglima Angkatan Bersenjata Belanda Jenderal Tom Middendorp dalam jumpa pers di Den Haag, membenarkan dua pilot tempurnya tewas saat menerbangkan helikopter serbu Apache. "Petang ini sekitar pukul 13.00 GMT, sebuah helikopter serbu Apache Belanda jatuh di Mali," ucap Middendorp. "Kapten pilot berusia 30 tahun, dan Letnan Satu berumur 26 tahun tewas dalam insiden tersebut."
Middendorp menambahkan, sekarang ini tim investigasi Belanda sedang menyelidiki kasus kecelakaan tersebut. "Kapten pilot tewas seketika sedangkan Letnan Satu meninggal di rumah sakit militer milik Prancis di Gao sesaat setelah mengalami kecelakaan," kata Middendorp.
Kedua pilot tersebut merupakan anggota dari Skuadron 301 bermarkas di pangkalan udara Gilze-Rijen di sebelah selatan Nederland.
MINUMSA diperkuat sekitar 11 ribu personel militer di Mali, sekitar 670 di antaranya berasal dari Belanda. Sejak penugasan di Mali 2013, lebih dari 40 pasukan perdamaian tewas. MINUSMA dianggap sebagai misi paling berbahaya di dunia bagi PBB, khususnya untuk kontingen Chad yang paling banyak menjadi korban.
Insiden kecelakaan ini mendapatkan perhatian Dewa Keamanan PBB. Lembaga ini mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban dan pemerintah Belanda.
AL JAZEERA | CHOIRUL