TEMPO.CO, Den Haag - Para pemimpin partai politik Belanda mulai dihadapkan pada persoalan sulit guna membentuk pemerintahan koalisi setelah Mark Rutte, inkumben memenangkan pemilu kemarin, 15 Maret 2017.
Hal itu terungkap beberapa jam setelah para pemegang hak suara menjungkirkan calon perdana menteri anti-Islam, Geert Wilders, pada pemilu. Rutte yang didukung partai VVD meraih 33 kursi dari 150 kursi di parlemen. Urutan kedua dimenangkan Wilders yang didukung Partai Kebebasan dengan 20 kursi.
Berita terkait: Unggul atas Wilders, Partai Mark Rutte Menang di Pemilu Belanda
Sementara Partai Demokrati dan Partai Liberal Progresif, D66 masing-masing meraih 19 kursi. Rutte diperkirakan akan berkoalisi dengan dua partai ini dalam membentuk pemerintahan.
Menanggapi koalisi, Rutte belum memastikan pilihannya. "Kami butuh waktu untuk setiap orang untuk mengembalikan mood-nya untuk bekerja sama, dan hal itu tidak terjadi dalam hitungan beberapa jam," kata Rutte seperti dikutip dari Washington Post.
Berita terkait: Wilders Kalah di Pemilu, Rutte: Stop untuk Populisme yang Salah
Untuk membentuk pemerintahan, Rutte diperkirakan harus berkoalisi denggan setidaknya partai peraih suara besar di parlemen. Pembentukan kabinet pemerintahan diharapkan berlansung dalam beberapa pekan atau bulan.
Kemenangan inkumben Perdana Menteri Mark Rutte dalam pemilu mendapatkan sambutan hangat dari para pemimpin Eropa. Salah satunya adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dia memberikan ucapan selamat kepada Rutte.
Langkah Merkel tersebut disusul oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Marc Ayrault.
"Kedua pemimpin Eropa Barat itu memberikan ucapan selamat kepada Rutte pada Kamis dinihari waktu setempat."
WASHINGTON POST | CHOIRUL AMINUDDIN