TEMPO.CO, Berlin - Seorang mantan perawat Jerman yang mengaku membunuh lebih dari 30 pasien rumah sakit dengan suntikan mematikan dalam permainan mencari sensasi untuk mencoba menghidupkan kembali mereka meminta maaf pada hari Kamis. Ia menyatakan suntik mati itu dilakukan secara spontan dan tanpa rencana.
"Saya sungguh-sungguh meminta maaf," kata wanita berusia 38 tahun di pengadilan. Wanita ini, yang hanya diidentifikasi sebagai Niels H, menghadapi tiga tuduhan pembunuhan. Si pelaku menyatakan biasanya langsung bertindak begitu ada dorongan dalam dirinya.
Niels mengatakan ia tahu tindakannya tidak bisa dimaafkan. Ia berharap ketika ia dihukum, vonis akan membantu keluarga korban menemukan kedamaian.
Mantan perawat itu diadili di Oldenburg, Jerman utara, sejak bulan September. Ia dituduh membunuh tiga pasien, melakukan percobaan pembunuhan terhadap dua orang lainnya, dan menggunakan obat jantung yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Namun pada seorang ahli jiwa, ia mengaku menyuntikkan obat itu pada 90 pasien dengan 30 di antaranya meninggal dunia.
Dalam sidang pengadilan diketahui bahwa tujuannya adalah untuk memicu darurat medis sehingga Niels kemudian bisa menunjukkan kemampuan resusitasinya. Pada pengadilan, ia mengaku menikmati sensasi kedaruratan. "Ada ketegangan di sana dan harapan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya.
Ia mengatakan ia kemudian merasa puas ketika berhasil menyadarkan pasien dan merasa hancur ketika gagal. Setiap kali pasien meninggal, ia bersumpah untuk tidak pernah bermain-main dengan permainannya itu. "Tapi lama-lama memudar dan ingin mencobanya lagi," katanya.
Kematian terjadi di klinik Delmenhorst, dekat Oldenburg, di mana terdakwa bekerja di unit perawatan intensif antara tahun 2003 hingga 2005. Ia membantah melakukan hal yang sama di tempat kerja sebelumnya.
Tindakan Niels terbongkar setelah seorang rekannya mencium perbuatannya pada 2005. Dalam sidang pertama di Oldenburg pada 2008, ia dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara karena percobaan pembunuhan. Ia hidup dalam tahanan sejak saat itu.
Kasusnya bukan yang pertama di Jerman. Pada 2006, perawat Stephan Letter, yang disebut media sebagai "Si Malaikat Maut", dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memberikan suntikan mematikan untuk 28 pasien. Sebagian korbannya adalah kaum manula. Jaksa menyebut tindakannya dilakukan hanya demi senang-senang.
Setahun kemudian, seorang perawat di rumah sakit bergengsi di Berlin, Charite, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena membunuh lima pasien yang sakit parah dengan overdosis narkoba.
DPA | INDAH P.