TEMPO.CO, Sanaa - Sehari setelah Amerika Serikat menutup dan mengevakuasi staf kedutaan besarnya di Sanaa, Yaman, pemerintah Inggris mengambil langkah serupa, Rabu, 11 Februari 2015. Langkah itu diambil AS dan Inggris karena krisis politik dan situasi keamanan di Yaman terus memburuk.
Dalam pernyataannya, Menteri Inggris Bidang Timur Tengah Tobias Ellwood mengimbau semua warga negara Inggris yang masih berada di Yaman untuk meninggalkan negara itu secepatnya.
Baca Juga:
“Situasi keamanan di Yaman terus menurun selama beberapa hari terakhir,” kata Ellwood. “Dengan menyesal, kami menilai risiko bahaya terhadap staf dan gedung Kedutaan juga meningkat.”
Yaman telah berada dalam krisis selama berbulan-bulan akibat pengepungan Sanaa oleh pemberontak Houthi yang beraliran Syiah. Kondisi kian memburuk setelah mereka mengkudeta pemerintahan pekan ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa berusaha menengahi dialog antara Houthi dan pihak lain di Yaman sejak pemberontak membubarkan parlemen. Sebelumnya, Houthi juga menyebabkan Presiden Abdrabuh Mansour Hadi mundur setelah militan mengepung rumahnya.
Abdel-Malek al-Houthi, pemimpin pemberontak Syiah, memperingatkan musuh-musuhnya untuk tidak menghalangi gerakan kelompoknya dan mengecam negara-negara yang menarik diplomat dan menutup kedutaannya.
“Kami tidak akan menerima tekanan. Tidak ada gunanya," ujar Al-Houthi dalam pidato yang disiarkan jaringan televisi satelit kelompok tersebut, Al-Masirah. “Siapa saja yang mengganggu kepentingan negeri ini akan melihat kepentingan mereka di negeri ini juga akan diganggu.”
Ancaman seperti itu bukan pertama kalinya dilontarkan Al-Houthi. Namun tidak ada penjelasan soal pembalasan spesifik apa yang akan diambil.
Kelompok Houthi berasal di Yaman utara yang berbatasan dengan Arab Saudi. Mereka menyerbu Sanaa pada September lalu dan sejak itu menduduki wilayah-wilayah lain. Beberapa kalangan mengaitkan Houthi dengan kekuatan Syiah di kawasan, yakni Iran. Namun Houthi membantah bahwa mereka didukung republik Islam tersebut.
Pejabat Amerika Serikat menyatakan penutupan kedutaan besarnya di Sanaa tidak akan berdampak pada operasi konter terorisme melawan jaringan Al-Qaeda di Yaman, yang dianggap Amerika sebagai cabang paling berbahaya di dunia.
THE STATE | NATALIA SANTI