Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang

Hanaa Ahmad Ali Bahr, seorang gadis cilik yang menderita malnutrisi digendong ayahnya di sebuah kota kumuh di Hodeidah, Yaman, Senin, 25 Maret 2019. Perang brutal di negara Yaman memasuki tahun kelimanya pekan ini tanpa terlihat tanda-tanda akan berakhir. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Hanaa Ahmad Ali Bahr, seorang gadis cilik yang menderita malnutrisi digendong ayahnya di sebuah kota kumuh di Hodeidah, Yaman, Senin, 25 Maret 2019. Perang brutal di negara Yaman memasuki tahun kelimanya pekan ini tanpa terlihat tanda-tanda akan berakhir. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Iklan

TEMPO.CO, JakartaYaman menderita kerugian US$ 50 miliar atau Rp 708 triliun sejak perang Yaman pecah pada wal 2015 silam.

Menteri Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Yaman, Najib Al Awaj, mengungkapkan hal ini saat pidato dalam acara rekonstruksi dan pemulihan ekonomi untuk 2019-2020, di Aden, dikutip dari Middle East Monitor, 26 Maret 2019.

Seminar tersebut dihadiri oleh Kepala Delegasi UE untuk Yaman, Antonia Calvo, perwakilan dari Pusat Bantuan Kemanusiaan King Salman, Bulan Sabit Merah Emirates dan pihak donor lainnya.

Baca: UNHCR: 100 Warga Sipil Yaman Tewas dan Terluka Tiap Pekan

Al Awaj juga menambahkan bahwa ratusan ribu karyawan sektor swasta kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari penurunan produksi.

"Penurunan produksi menyebabkan warga kehilangan sekitar dua pertiga dari pendapatan mereka karena inflasi tinggi, devaluasi mata uang nasional, dan peningkatan tingkat kemiskinan hingga sekitar 78 persen dari populasi. Juga, sekitar 60 persen populasi menderita kekurangan makanan," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam foto 25 Agustus 2018 ini, bayi yang kekurangan gizi, Zahra, digendong oleh ibunya, di desa al-Mashraqah, Aslam, Haji, Yaman. Perang saudara Yaman telah menghancurkan kemampuan negara yang sudah rapuh itu untuk memberi makan penduduknya. Sekitar 2,9 juta wanita dan anak-anak mengalami kekurangan gizi akut, 400.000 anak lainnya berjuang untuk hidup dari kelaparan. (Foto AP / Hammadi Issa)

Al Awaj menjelaskan ada penurunan tajam pada sistem layanan kebutuhan dasar, terutama air minum, kesehatan, listrik, dan pendidikan. Selain itu, 22 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk sekitar 3 juta orang terlantar di dalam negeri.

Baca: Bencana Kelaparan Makin Parah, Yaman Diprediksi Hancur Total

Gulftimes melaporkan, mengutip data yang dipaparkan Al Awaj, bahwa ada peningkatan tingkat kemiskinan hingga sekitar 78 persen dari populasi dan sekitar 60 persen populasi kekurangan makanan.

Selama hampir lima tahun, Yaman dilanda perang saudara antara pasukan pro pemerintah dan militan Houthi, yang telah mengendalikan provinsi, termasuk ibu kota Sana'a, sejak September 2014.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Mengenal Sumur Barhout yang Disebut Gerbang Neraka

7 hari lalu

Ilustrasi bumi seperti planet neraka. (Live Science)
Mengenal Sumur Barhout yang Disebut Gerbang Neraka

Viral suatu tempat di belahan Bumi barat Sumur Barhout yang kerap disebut "gerbang neraka".


Prancis Siap Kirim Tank ke Ukraina

15 hari lalu

Tank tempur Leclerc XLR yang diproduksi oleh Nexter ditampilkan di pameran perdagangan pertahanan dan keamanan internasional Eurosatory di Villepinte, dekat Paris, Prancis 13 Juni 2022. REUTERS/Benoit Tessier
Prancis Siap Kirim Tank ke Ukraina

Prancis mengumumkan akan mengirimkan puluhan tank dan kendaraan tempur ke Angkatan Darat Ukraina.


530 Ribu Pengungsi Suriah di Turki Sudah Pulang Kampung

18 hari lalu

Anak-anak pengungsi Suriah berdiri di dekat perairan di sebuah kamp informal di Qab Elias, di Lembah Bekaa Lebanon 18 Oktober 2022. REUTERS/Mohamed Azakir
530 Ribu Pengungsi Suriah di Turki Sudah Pulang Kampung

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis, 11 Mei 2023, mengungkap kalau para pengungsi Suriah sudah mulai kembali ke negara asal secara sukarela


Ukraina Pastikan Tak Mau Negosiasi dengan Rusia walau Ditekan

19 hari lalu

Sebuah bangunan apartemen yang rusak oleh sisa-sisa drone kamikaze buatan Iran Shahed-131/136, setelah ditembak jatuh selama serangan semalam Rusia, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di Kyiv , Ukraina 8 Mei 2023. Puing-puing pesawat tak berawak menghantam distrik Sviatoshyn Kyiv, Walikota kota Vitali Klitschko. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Ukraina Pastikan Tak Mau Negosiasi dengan Rusia walau Ditekan

Kiev tidak akan mau melakukan negosiasi dengan Moskow, kecuali segala syarat yang diajukan Pemerintah Ukraina dipenuhi.


Perang Berkecamuk di Sudan saat Mediasi Digelar di Arab Saudi

23 hari lalu

Seorang pria berjalan di tengah asap membubung di atas bangunan setelah pemboman udara, selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum Utara, Sudan, 1 Mei 2023. REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah
Perang Berkecamuk di Sudan saat Mediasi Digelar di Arab Saudi

Perang berkecamuk di selatan Khartoum, saat perwakilan dari pihak-pihak yang bertikai di Sudan melakukan pembicaraan di Arab Saudi


Profil Abdalla Hamdok, Eks PM yang Ingatkan Potensi Perang Sipil dalam Konflik Sudan

28 hari lalu

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan Kanselir Jerman Angela Merkel (tidak difoto) berbicara kepada media di Kanselir di Berlin, Jerman, 14 Februari 2020. [REUTERS/Hannibal Hanschke/File Photo]
Profil Abdalla Hamdok, Eks PM yang Ingatkan Potensi Perang Sipil dalam Konflik Sudan

Bekas Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok sebut konflik Sudan dapat menjadi perang sipil. Ini profil Abdalla Hamdok.


Mantan Perdana Menteri Abdalla Hamdok Peringatkan Konflik Sudan Bisa Jadi Perang Sipil

29 hari lalu

Perdana Menteri baru Sudan dalam pemerintahan transisi Abdalla Hamdok, berbicara selama wawancara Reuters di Khartoum, Sudan 24 Agustus 2019. [REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah/File Photo]
Mantan Perdana Menteri Abdalla Hamdok Peringatkan Konflik Sudan Bisa Jadi Perang Sipil

Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengutarakan kekhawatirannya kalau konflik Sudan bisa memicu terjadinya sebuah perang sipil


Paus Fransiskus: Vatikan Diam-diam Ikut Misi Perdamaian Ukraina

29 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin upacara pemakaman mantan Paus Benediktus di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 5 Januari 2023. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Paus Fransiskus: Vatikan Diam-diam Ikut Misi Perdamaian Ukraina

Paus Fransiskus mengatakan Vatikan terlibat dalam misi perdamaian untuk mencoba mengakhiri perang Rusia Ukraina.


Pernah Menolak Wajib Militer, Gelar Tinju Muhammad Ali Dicabut pada 29 April 1967

31 hari lalu

Muhammad Ali, 25 Mei 1965. Petinju kelas berat legendaris, yang terkenal dengan gaya tinjunya yang menyengat seperti lebah dan menari seperti kupu-kupu ini, meninggal dalam usia 74 tahun, pada 3 Juni 2016. AP/File
Pernah Menolak Wajib Militer, Gelar Tinju Muhammad Ali Dicabut pada 29 April 1967

Muhammad Ali pernah menolak wajib militer, akibatnya gelar tinju kelas berat dunia dan lisensi petinju dia dicopot


Anzac Day, Cara Warga Australia Peringati Gugurnya Prajurit Perang Gallipoli

34 hari lalu

Warga Negara Asing berkunjung ke pemakaman tentara untuk peringati ANZAC Day di Mengteng Pulo, Jakarta (25/4). (AP/Mark Baker)
Anzac Day, Cara Warga Australia Peringati Gugurnya Prajurit Perang Gallipoli

Veteran perang dan beberapa anggota militer, keluarga serta keturunan para prajurit yang gugur mengikuti Anzac Day di Australia.