TEMPO.CO, Sanaa - Pemberontak Houthi menguasai sepenuhnya Istana Presiden Yaman di Ibu Kota Sanaa, Selasa, 20 Januari 2015, menyusul bentrok sengit antara milisi bersenjata dan pengawal Istana pada Senin dinihari, 19 Januari 2015, waktu setempat.
Perkembangan ini berlangsung sehari setelah perwakilan pemberontak dengan pemerintah menandatangani kesepakatan gencatan senjata. Menurut keterangan pengawal Istana, pertempuran sengit terjadi di kompleks utama kediaman Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. "Pasukan pengamanan presiden menyerahkan Istana kepada pemberontak Houthi," kata seorang pengawal yang tak disebutkan namanya, Selasa, 20 Januari 2015.
Baca Juga:
Keterangan tersebut dibenarkan oleh Menteri Informasi Yaman Nadia Sakkaf. "Presiden kehilangan kontrol atas Istana," kata Sakkaf kepada CNN. Presiden Hadi dikabarkan tidak ada di Istana ketika kecamuk perang terjadi di sekitar Istana.
"Pada saat bersamaan, kediaman perdana menteri juga dihujani alat perang," ujarnya. Meski demikian, televisi pemerintah Yaman melaporkan rezim masih menguasai Kota Aden dan menutup jalur keluar-masuk menuju Ibu Kota Sanaa.
Yaman, menurut dunia internasional, adalah rumah bagi Al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP)--kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas penyerangan tabloid mingguan Prancis, Charlie Hebdo. AQAP juga dituduh sebagai pelaku peledakan pesawat terbang yang sedang mendarat di Detroit, Amerika Serikat, pada 2009.
AL JAZEERA | CNN | CHOIRUL
Terpopuler
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR
Sesudah Budi Tersangka, KPK Diusik dari 3 Penjuru