TEMPO.CO, Teheran - Seorang wanita Iran, Rayhaneh Jabbari, malah menerima hukuman mati setelah membunuh seorang pria yang mencoba untuk memperkosa dirinya pada 2007 lalu. Wanita 26 tahun ini akan dihukum gantung pada Selasa, 30 September 2014. Sebelum menjalani hukuman, seorang petugas yang iba dengan nasib Jabbari meminjamkan ponsel kepadanya untuk menulis pesan terakhir untuk ibu tercinta.
"Saat ini saya sedang diborgol dan ada mobil yang menunggu di luar untuk membawa saya ke tempat pelaksanaan hukuman. Selamat tinggal ibuku sayang. Semua rasa sakit yang saya alami akan selesai besok. Maaf, aku tak bisa meredakan rasa sakitmu. Percayalah, kita akan bertemu di kehidupan berikutnya," tulis Jabbari lewat akun Facebook-nya, seperti yang diceritakan oleh ibunya, Shole Parava, kepada Fox News, Senin, 29 September 2014.
Keputusan hakim sebenarnya telah diportes oleh Amnesty International. Sebuah petisi internasional telah mengumpulkan 200 ribu tanda tangan yang mengecam rencana putusan pengadilan Iran saat itu. Namun, efek petisi ini hanya sementara karena hanya mampu menunda eksekusi Jabbari yang harusnya dilakukan pada April lalu.
Hingga saat ini Presiden Iran Hassan Rouhani, yang saat ini sedang bertemu dengan negara Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, belum memberikan perintah. Padahal, pendukung Rouhani pada masa pemilu berharap dia dapat menjadikan Iran sebagai negara yang dapat membela hak-hak manusia.
Jabbari menikam rekan kerjanya, Morteza Abdolali Sarbandi, pada 2007 silam. Menurut cerita Jabbari, Sarbandi membiusnya dan mencoba melakukan pemerkosaan pada dirinya di sebuah bangunan kumuh di lokasi terpencil. Jabbari diduga menikam Sarbandi hingga tewas dengan pisau saku kecil saat coba melarikan diri.
Keluarga dan pendukung Jabbari menjelaskan tidak mungkin sebuah pisau saku bisa membunuh Sarbandi yang bertubuh besar. Mereka menduga Sarbandi dibunuh oleh orang lain setelah Jabbari melarikan diri. Keluarga dan aktivis pembela hak asasi manusia menilai tindakan Jabbari sebagai langkah melindungi diri.
RINDU P. HESTYA | FOX NEWS
Berita Lain:
Soal ISIS,Turki Sarankan Amerika Serang dari Darat
PM India dan Israel Bahas Kerja Sama di New York
Obama: Intelijen AS Remehkan Kekuatan ISIS