Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Down Syndrome, Bayi Ini Ditinggal Orang Tuanya  

image-gnews
Sejumlah pihak telah menggalang dana untuk biaya perawatan Gammy yang akan dirawat di sebuah rumah sakit di Bangkok. REUTERS/Damir Sagolj
Sejumlah pihak telah menggalang dana untuk biaya perawatan Gammy yang akan dirawat di sebuah rumah sakit di Bangkok. REUTERS/Damir Sagolj
Iklan

TEMPO.CO, Bangkok – Pasangan Australia berkilah bahwa mereka tidak tahu telah memiliki anak kembar dari hasil rahim pinjaman (surrogacy) seorang wanita Thailand. Karena itu, mereka mengaku tidak tahu memiliki seorang bayi laki-laki yang ternyata menderita down syndrome, sementara kembaran bayi itu telah mereka bawa pulang ke Perth.

Saat ini, Gammy, si bayi laki-laki yang berusia 6 bulan, tinggal bersama ibu penggantinya, Pattaramon Chanbua, yang kemudian memutuskan untuk membesarkan Gammy. Menurut Chanbua, pasangan Australia tersebut tahu mereka akan memiliki bayi yang tidak sempurna.

Kepada ABC Net, Selasa, 5 Agustus 2014, Chanbua mengatakan sang dokter, agen surrogacy, dan orang tua sang bayi tahu salah satu bayi itu cacat ketika berusia 4 bulan dalam kandungan Chanbua. Namun Chanbua tidak diberi tahu hingga usia kandungan mencapai 7 bulan.

Sang agen, atas permintaan pasangan Australia, kemudian meminta Chanbua menggugurkan janin yang tidak sempurna itu, yang kemudian diketahui juga menderita kelainan jantung bawaan dan infeksi paru-paru. Namun Chanbua menolak. Bagi dia yang seorang penganut Budha, aborsi adalah perbuatan dosa.

Beberapa bulan kemudian, Chanbua melahirkan sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan, milik pasangan Australia itu. Dan benar saja, salah satu dari mereka yang kemudian diberi nama Gammy lahir tak sempurna.

Karena ditinggalkan orang tuanya, Chanbua merasa tak tega dan memutuskan untuk merawat Gammy, meski hidupya berada di tengah kemiskinan dan lilitan utang. Dia berani mengambil risiko yang sangat besar.

Begitu berita ini tersebar di media, uluran tangan datang untuk Chanbua dan Gammy. Sebuah kampanye online, GoFundMe, diluncurkan. Dana sebesar US$ 206 ribu telah terkumpul untuk biaya perawatan medis Gammy, yang ini masih berada di sebuah rumah sakit di Bangkok dan dalam kondisi stabil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus ini menjadi perhatian dunia dan menyebabkan kemarahan di Australia. Bahkan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott dan Menteri Imigrasi Scott Morrison pun mengungkapkan penyesalannya.

Namun demikian, pasangan Australia yang "meminjam" kandungan Chanbua dengan bayaran sebesar US$ 16 ribu itu mengatakan bahwa mereka tidak tahu jika putri mereka memiliki saudara kembar. Pasangan ini juga mengaku kesulitan menghubungi agen surrogacy untuk membantu menghubungkan mereka dengan Chanbua.

ANINGTIAS JATMIKA | ABC NET

Terpopuler

ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya 
ISIS Kuasai 3 Kota di Utara Irak 
12 Pria Disunat Paksa Atas Permintaan Istri Mereka

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.