TEMPO.CO, Fallujah - Ribuan warga sipil meninggalkan Fallujah sejak pekan lalu setelah militer Irak mengintensifkan serangan ke kawasan yang dikuasai kelompok bersenjata Sunni. Menurut warga setempat, gempuran alat berat militer Irak menyebabkan sejumlah orang tewas.
Dalam serangan yang berlangsung selama sedikitnya tujuh hari tersebut, militer Irak menggunakan tembakan mortir dan artileri ke kota yang pernah menjadi basis perlawanan terhadap Amerika Serikat. Kini Fallujah menjadi benteng pertahanan kelompok Sunni terhadap pemerintah Irak yang didominasi kaum Syiah.
Kabar dari Al Arabiya News, Jumat, 16 Mei 2014, menyebutkan, gempuran senjata berat itu menyebabkan lebih dari 420 ribu orang meninggalkan dua kota yang terletak di Provinsi Anbar, Falluja, dan Ramadi.
Menurut keterangan sumber rumah sakit, serangan yang dilancarkan pasukan pemerintah ke Falluja sejak 6 Mei 2014 telah memakan korban jiwa 55 orang.
Seorang pengacara Irak, Liqa Wardi, menerangkan, selain menewaskan pejuang, gempuran militer Irak membunuh penduduk sipil. Lebih dari 1.100 keluarga--diperkirakan mencapai 6.000 orang--mengungsi guna menghindari tembakan artileri.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler:
Indonesia Lawan Proteksionisme Eropa lewat Animasi
Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan
Kapten Sewol Terancam Hukuman Mati