TEMPO.CO, London - Remaja Pakistan korban penembakan kelompok milisi bersenjata Taliban, Malala Yousafzai, memberikan dukungan kepada lebih 200 pelajar perempuan Nigeria yang diculik oleh kelompok milisi bersenjata, Boko Haram.
Remaja 16 tahun ini menyapa para pelajar Nigeria itu sebagai "saudara perempuanku". Ia kemudian mengkritik Boko Haram yang dianggap tidak mengerti Islam dan tidak memahami Al-Quran. (Baca: 53 Pelajar Melarikan Diri dari Markas Boko Haram)
"Mereka sesungguhnya menyalahgunakan nama Islam karena mereka telah lupa bahwa makna kata Islam adalah damai," kata Malala seperti diberitakan CNN, 7 Mei 2014.
Menurut Malala, saat mendengar penculikan terhadap para pelajar Nigeria, ia merasa sangat sedih. "Saya kira saudara-saudara perempuan saya ada dalam penjara, dan saya pikir saya harus berbicara kepada mereka," ujarnya. (Baca: Demi Anak, Orang Tua Nekat ke Markas Boko Haram)
Kepada BBC, Malala mengajak semua orang bersikap terhadap Boko Haram. "Jika kita diam, hal ini akan meluas, peristiwa ini akan terjadi lagi dan lagi," ujarnya.
Malala ditembak oleh milisi Taliban pada tahun 2012 saat pulang sekolah. Taliban murka kepada Malala yang berbicara blakblakan agar anak-anak perempuan bersekolah. Akibat penembakan itu, Malala dilarikan ke rumah sakit dan menjalani pembedahan serta rehabilitasi medis. Ia sekarang tinggal di Inggris dan aktif mengkampanyekan pendidikan bagi anak-anak perempuan di seluruh dunia. (Baca: Marinir AS Temukan Lokasi Persembunyian Boko Haram)
BBC | CNN | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Ajakan Koalisi PDIP, Demokrat: Ahlan Wa Sahlan
Taman Bungkul Rusak, Risma Akan Gugat Walls
Plin-plan Soal Cawapres, Jokowi Dikritik