Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

36 Tahun Malala Yousafzai, Aktivis Pendidikan Peraih Nobel Perdamaian Termuda

image-gnews
Peraih Nobel Malala Yousafzai bersama ayahnya Ziauddin Yousafzai berfoto dengan dan murid-murid di sekolah yang didanai Unicef di kamp Bakassi di Maiduguri, Nigeria, 18 Juli 2017. Reuters/Afolabi Sotunde
Peraih Nobel Malala Yousafzai bersama ayahnya Ziauddin Yousafzai berfoto dengan dan murid-murid di sekolah yang didanai Unicef di kamp Bakassi di Maiduguri, Nigeria, 18 Juli 2017. Reuters/Afolabi Sotunde
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Malala Yousafzai merupakan salah satu peraih hadiah Nobel Perdamaian termuda dalam sejarah yang meraihnya dalam usia 17 tahun. Capaiannya itu tidak lepas dari keberaniannya memperjuangkan hak perempuan dan pendidikan serta menentang Taliban. Siapakah dia?  

Kehidupan Awal

Melansir dari britannica, Malala Yousafzai lahir pada 12 Juli 1997 di Mingora, Lembah Swat, Pakistan. Ia merupakan aktivis Pakistan yang ketika remaja berbicara secara terbuka menentang larangan pendidikan anak perempuan yang diberlakukan oleh Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) atau yang juga disebut Pakistani Taliban.  

Dia mendapat perhatian global ketika dia selamat dari upaya pembunuhan pada usia 15 tahun. Pada tahun 2014 Yousafzai dan Kailash Satyarthi bersama-sama dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas upaya mereka atas nama hak-hak anak. 

Ayah Malala, Ziauddin, mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan tempat dia bersekolah, Sekolah Menengah dan Kolese Khushal Girls di kota Mingora. Kiprah Ziauddin yang juga bergelut dalam pendidikan mendorong putrinya untuk mengikuti jejaknya. 

Pada 2007, lembah Swat yang pernah menjadi tujuan liburan, diserbu oleh TTP. Dipimpin oleh Maulana Fazlullah, TTP mulai memberlakukan hukum Islam yang ketat. Mereka menghancurkan atau menutup sekolah perempuan, melarang perempuan berperan aktif dalam masyarakat, dan melakukan bom bunuh diri. Yousafzai dan keluarganya melarikan diri dari wilayah itu demi keselamatan mereka, tetapi mereka kembali ketika ketegangan dan kekerasan mereda. 

Pada 1 September 2008 ketika Malala berusia 11 tahun, ayahnya membawanya ke klub pers lokal di Peshawar untuk memprotes penutupan sekolah, dan dia memberikan pidato pertamanya. “Beraninya Taliban Mengambil Hak Dasar Saya untuk Pendidikan?”. 

Pidatonya tersebut dipublikasikan di seluruh Pakistan. Dan menjelang akhir 2008, TTP mengumumkan bahwa semua sekolah perempuan di Swat akan ditutup pada 15 Januari 2009. British Broadcasting Corporation (BBC) mendekati ayah Malala untuk mencari seseorang yang mungkin membuat blog untuk mereka tentang seperti apa rasanya hidup di bawah aturan TTP.  

Dengan nama Gul Makai, Malala Yousafzai mulai menulis entri reguler untuk BBC Urdu tentang kehidupan sehari-harinya. Dia menulis dari Januari hingga awal Maret tahun itu dengan 35 entri yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Sementara itu, TTP menutup semua sekolah perempuan di Swat dan meledakkan lebih dari 100 sekolah. 

Di awal tahun 2009 reporter The New York Times, Adam Ellick bekerja dengan Malala untuk membuat film dokumenter, Class Dismissed yang berisi potongan 13 menit tentang penutupan sekolah. Ellick membuat film kedua dengannya berjudul “Pengembaraan Seorang Siswi”. 

Pada Oktober 2011, Malala dinominasikan oleh aktivis hak asasi manusia Desmond Tutu untuk Penghargaan Perdamaian Anak Internasional. Pada Desember tahun itu juga, dia dianugerahi Hadiah Perdamaian Pemuda Nasional pertama Pakistan (kemudian berganti nama menjadi Hadiah Perdamaian Malala Nasional).

Penembakan Oleh Taliban

Pada 9 Oktober 2012, Malala ditembak di kepala oleh seorang pria bersenjata TTP saat dia dalam perjalanan pulang dari sekolah. Fazlullah dan TTP bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan terhadapnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia selamat dari insiden itu dan diterbangkan dari Peshawar...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Luar Negeri Pastikan KUAI KBRI Islamabad dan Korps Diplomatik Selamat dari Serangan Bersenjata

12 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Kementerian Luar Negeri Pastikan KUAI KBRI Islamabad dan Korps Diplomatik Selamat dari Serangan Bersenjata

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi serangan bersenjata pada KUAI KBRI Islamabad dan seluruh rombongan korps diplomatik


Diplomat Indonesia Selamat dari Ledakan Bom di Pakistan

12 hari lalu

Petugas memeriksa lokasi ledakan bom di Khanozai, Balochistan, Pakistan, 7 Februari 2024. Dua ledakan di dekat kantor kandidat pemilu di provinsi Balochistan, menewaskan 30 orang tepat sehari sebelum pemungutan suara pemilu di Pakistan. REUTERS/Naseer Ahmed
Diplomat Indonesia Selamat dari Ledakan Bom di Pakistan

Seorang diplomat Indonesia dan sejumlah diplomat asing selamat dari ledakan bom yang menyasar konvoi diplomat di Pakistan


49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

16 hari lalu

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat melakukan kunjungan mendadak ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Juli 2023. (Foto: Facebook/Amir Yusof)
49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal


Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

24 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mendeportasi 4 WNA ke negaranya pada 4 dan 7 September 2024. FOTO: dokumen Imigrasi Soekarno-Hatta
Imigrasi Soekarno-Hatta Deportasi 4 WNA ke Pakistan, Nigeria dan Guinea

WNA lain yang terjaring operasi Jagratara dan patroli keimigrasian masih dalam pemeriksaan oleh tim penyidik Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

27 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


74 Tewas dalam Serangkaian Serangan Separatis Balochistan di Pakistan

39 hari lalu

Petugas memeriksa lokasi ledakan bom di Khanozai, Balochistan, Pakistan, 7 Februari 2024. Dua ledakan di dekat kantor kandidat pemilu di provinsi Balochistan, menewaskan 30 orang tepat sehari sebelum pemungutan suara pemilu di Pakistan. REUTERS/Naseer Ahmed
74 Tewas dalam Serangkaian Serangan Separatis Balochistan di Pakistan

Sedikitnya 74 orang tewas dalam serangkaian serangan militan separatis Balochistan di Pakistan


44 WNA Terjaring Operasi Jagratara Imigrasi Soekarno-Hatta, Terbanyak Warga Nigeria Disusul Pakistan

40 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta  menangkap 44 Warga Negara Asing (WNA). Mereka terjaring dalam Operasi Jagratara Tahap II, Senin 26 Agustus  2024. FOTO: AYU CIPTA  I TEMPO
44 WNA Terjaring Operasi Jagratara Imigrasi Soekarno-Hatta, Terbanyak Warga Nigeria Disusul Pakistan

Imigrasi Soekarno-Hatta telah melakukan Tindakan Administrasi Keimigrasian (TAK) kepada 150 WNA bermasalah sejak Januari hingga Agustus 2024.


Kecelakaan Bus di Iran Tewaskan 28 Jemaah Syiah dari Pakistan

45 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan bis. Tempo/Dasril Roszandi
Kecelakaan Bus di Iran Tewaskan 28 Jemaah Syiah dari Pakistan

Kecelakaan bus terjadi pada bus yang sedang mengangkut 51 jemaah Syiah dari Pakistan menuju Irak mengalami kecelakaan di provinsi Yazd


Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

45 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File foto
Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal


Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

46 hari lalu

Seorang pria memegang bendera Bangladesh berdiri di depan kendaraan yang dibakar di Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal