Laporan internal NSA itu menunjukkan, meskipun memiliki akses ke jaringan komputer kepresidenan meksiko, AS tahu sedikit tentang Enrique Peña Nieto.
Saat kampanyenya, Peña Nieto berjalan ke podium melalui lautan pendukungnya, dan naik ke panggung seperti bintang rock. Ia menikah dengan seorang aktris dan juga mendapat dukungan dari beberapa negarawan tua berpengaruh dalam partainya, PRI. Dia berjanji untuk mereformasi partai dan memerangi korupsi yang merajalela di negara ini. Tapi mereka yang akrab dengan PRI melihat janji ini sebagai manuver yang dimaksudkan hanya sebagai pertunjukan.
Kepada pemilihnya, Peña Nieto berjanji akan mengubah strategi Meksiko dalam perang terhadap narkoba. Ia mengumumkan akan menarik militer dari perang melawan kartel obat sesegera mungkin dan lebih memilih untuk berinvestasi lebih banyak uang dalam program sosial sebagai gantinya. Namun pada saat yang sama, ia meyakinkan Washington bahwa ia tidak akan berubah dalam strategi Meksiko mengenai kartel.
Pernyataan yang tak sama antara yang diucapkan semasa kampanye dengan yang disampaikan kepada Washington ini menimbulkan tanda tanya. Jadi, apa yang ada dalam pikiran sejati Peña Nieto pada saat itu? Apa yang penasihatnya katakan kepadanya? Agen intelijen NSA di Texas akan mencari jawaban atas pertanyaan itu ketika mereka mendapat otorisasi untuk melakukan pengintaian.
Selama dua minggu pada awal musim panas 2012, unit NSA bertanggung jawab untuk memantau pemerintah Meksiko menganalisis data yang meliputi komunikasi ponsel dari Peña Nieto dan "sembilan rekan dekatnya," kata dokumen internal NSA Juni 2012. Analis menggunakan perangkat lunak untuk menghubungkan data ini ke dalam suatu jaringan, yang ditunjukkan pada grafik yang menyerupai segerombolan lebah. Perangkat lunak ini kemudian menyaring kontak Peña Nieto yang paling relevan dan memasukkannya ke dalam bank data yang disebut DishFire. Sejak saat itu, ponsel orang-orang yang dipilih itu masuk daftar khusus pengawasan.
Dari operasi ini, NSA bisa mencegat 85.489 pesan teks, beberapa di antaranya dikirim oleh Peña Nieto dan beberapa orang dekatnya. Teknologi ini, kata analis NSA, "mungkin menemukan jarum di tumpukan jerami" dan mereka bisa melakukannya "dengan cara yang berulang secara efisien."
Saat Spiegel meminta komentar soal pengungkapan terbaru ini, juru bicara NSA menjawa, "Kami tidak akan berkomentar secara terbuka pada setiap dugaan kegiatan intelijen tertentu, dan soal kebijakan kami telah jelaskan bahwa Amerika Serikat mengumpulkan bahan intelijen dari orang asing seperti yang dilakukan semua negara. Seperti dikatakan Presiden dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, kami sudah mulai meninjau cara kami mengumpulkan data intelijen sehingga kami benar-benar menyeimbangkan legitimasi kekhawatiran soal masalah keamanan warga dan sekutu kami dengan kepedulian soal privasi semua orang."
Pengungkapan soal aksi spionase NSA ini menimbulkan reaksi berbeda, setidaknya dalam kasus Brasil dan Meksiko. Sebagai reaksi atas adanya dugaan aksi mata-mata NSA, Brasil kini berencana untuk memperkenalkan undang-undang yang akan memaksa perusahaan seperti Google dan Facebook untuk menyimpan data mereka di dalam Brasil, bukan pada server di AS, dan memaksa perusahaan-perusahaan internasional untuk tunduk pada hukum data privasi Brasil. Pemerintah Brasil juga mengembangkan sistem enkripsi baru untuk melindungi datanya dari peretasan.
Sejauh ini, Meksiko bereaksi lebih moderat. Saat dimintai komentar oleh Spiegel soal pengungkapan terbaru ini, Kementerian Luar Negeri Meksiko menjawab melalui email, yang nadanya mengutuk segala bentuk spionase pada warga Meksiko, dan menyebut pengawasan tersebut melanggar hukum internasional. "Itulah yang pemerintah telah katakan tentang masalah ini," kata juru bicara Peña Nieto.
SPIEGEL | Abdul Manan