Ketika Presiden Brasil Rousseff menjabat pada awal 2011, salah satu tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki hubungan dengan Washington, yang memburuk di bawah pendahulunya, Lula da Silva. Saat memerintah, Lula berfokus terutama pada membangun hubungan yang lebih erat dengan Cina, India, dan negara-negara Afrika. Ia bahkan mengundang Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Brasil. AS tak senang dengan perkembangan itu. Sebagai balasannya, Presiden Barack Obama menunda kunjungan yang sudah direncanakannya ke Brasilia, ibu kota Brasil.
Rousseff, yang menggantikan Lula da Silva, telah membangun jarak dari Iran. Menteri luar negeri yang pertama di pemerintahannya, Antonio Patriota, yang baru saja mengundurkan diri, dinilai sebagai orang yang ramah terhadap AS dan memelihara hubungan baik dengan rekan AS-nya, Hillary Clinton. Obama melakukan kunjungan kenegaraan ke Brasil dua tahun lalu dan Rousseff telah merencanakan untuk membalasnya dengan kunjungan ke Washington, Oktober ini. Tapi, Rousseff membatalkan kunjungan itu setelah ada bocoran yang mengungkapkan bahwa NSA memata-matainya.
Rousseff percaya alasan Washington untuk menggunakan metode yang tak ramah tersebut sebagian karena soal ekonomi. Direktur NSA Jenderal Keith Alexander menampik tudingan tersebut. Namun, dokumen NSA lainnya yang bocor menunjukkan bahwa AS juga memantau email dan komunikasi telepon Petrobras, perusahaan minyak di mana pemerintah Brasil memegang saham mayoritas. Brasil adalah negara yang diketahui memiliki cadangan minyak lepas pantai yang cukup besar.
Seberapa intensif AS memata-matai negara tetangga di selatannya ini, juga dapat dilihat di tempat lain. Salah satunya adalah adanya operasi yang sebelumnya yang tidak dikenal di Meksiko, yang dijuluki Whitetamale oleh NSA. Pada bulan Agustus 2009, menurut dokumen internal NSA, mereka memperoleh akses ke email berbagai pejabat tinggi di Sekretariat Umum Keamanan Meksiko yang bertugas memerangi perdagangan narkoba dan perdagangan manusia.
Operasi Whitetamale ini memungkinkan hacker NSA tidak hanya memperoleh informasi soal kartel narkoba, tapi juga mendapatkan akses ke "poin pembicaraan diplomatik". Dalam waktu satu tahun, masih kata dokumen internal NSA, operasi ini menghasilkan 260 laporan-laporan rahasia yang memungkinkan politikus AS untuk melakukan pembicaraan sukses pada soal politik dan merencanakan investasi internasional.
Nada dari dokumen yang menyiratkan kesan sebagai daftar "sukses luar biasa" NSA dalam memantau target Meksiko menunjukkan bagaimana agresifnya badan intelijen AS memantau tetangganya itu. "Akses TAO ke beberapa instansi pemerintah Meksiko ini hanya permulaan. Kami berniat untuk melangkah lebih jauh terhadap sasaran penting ini," tulis dokumen tersebut.
Sementara operasi ini diawasi dari cabang NSA di San Antonio, Texas, stasiun pendengaran rahasia lainnya yang juga berperan penting berada di Kedutaan AS di Mexico City dan Brasília. Ada badan bernama Special Collection Service, yang melakukan operasinya dengan bekerja sama dengan CIA. Tim itu memiliki mereka beragam metode dan peralatan berteknologi tinggi yang memungkinkan mereka mencegat semua bentuk komunikasi elektronik. NSA melakukan pengawasan atas percakapan telepon dan pesan teks yang dikirimkan melalui jaringan telepon seluler Meksiko dengan nama sandi Eveningeasel. Di Brasilia, NSA juga mengoperasikan salah satu basis operasional yang paling penting untuk memantau komunikasi satelit.