TEMPO.CO, Quetta - Pemerintah Pakistan meminta kelompok militan di wilayah bencana gempa bumi di Provinsi Baluchistan, barat daya Pakistan, menghentikan sementara serangan. Gangguan yang dilakukan kelompok ini mempersulit pemerintah Pakistan memberikan bantuan bagi korban gempa.
Setidaknya 400 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 pada skala Richter mengguncang wilayah tersebut pada Selasa lalu. Korban terbanyak berada di kawasan Distrik Awaran dan Kech. Selain itu, tercatat 765 orang mengalami luka-luka. Gempa ini mempengaruhi sekitar 300 ribu orang di enam distrik, yaitu Awaran, Kech, Gwadar, Panjgur, Chaghi, dan Khuzdar. Penyintas (korban selamat) menanti bantuan dan mulai kekurangan pangan, obat-obatan, dan tempat tinggal.
Usaha pemerintah memberikan bantuan terhambat komunikasi dan buruknya transportasi. Penduduk Awaran tersebar di wilayah 21 ribu kilometer persegi, yang terpencil dan berbukit-bukit. “Kami perlu lebih banyak tenda, obat-obatan, dan makanan,” kata juru bicara Pemerintah Provinsi Baluchistan, Jan Mohammad Bulaidi. Ia juga menyebutkan, 90 persen rumah di wilayah tersebut hancur.
Selain kondisi alam yang sulit dijangkau, ancaman militansi menghambat pengiriman bantuan. Wilayah bencana merupakan daerah kekuasaan pemberontak separatis, Front Pembebasan Baluchistan.
Sebuah helikopter yang mengangkut Kepala Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan Mayor Jenderal Alam Saeed, Rabu lalu, ditembaki dua roket ketika melintas dekat Maskhai, Awaran. Beberapa jam kemudian, pasukan paramiliter, yang melakukan operasi bantuan, ditembaki di sekitar 20 kilometer utara Awaran. Untungnya tidak ada yang menjadi korban. Akibat ancaman tersebut, tentara terpaksa menjalankan operasi bantuan bencana dengan senjata lengkap siap tempur.
Militer Pakistan mengirim hampir 1.000 pasukan di sepanjang malam, beberapa helikopter dan puluhan truk berisi pasokan telah berangkat dari Karachi sejak Rabu pagi lalu. Pemerintah telah menyiapkan lebih dari 14 ribu tenda dan menggunakan pesawat untuk menjangkau wilayah sulit.
Gempa tersebut merupakan yang paling mematikan sejak gempa Kashmir pada 2005, yang menewaskan 73 ribu orang. Provinsi Baluchistan adalah provinsi terbesar di Pakistan, tapi yang paling jarang penduduknya dan paling miskin. Para penyintas sangat membutuhkan tenda untuk melindungi mereka dari terik matahari yang bisa mencapai 38 derajat Celsius.
PAK TRIBUNE | AL JAZEERA | NATALIA SANTI
Topik Terhangat
Mobil Murah|Kontroversi Ruhut Sitompul|Mun'im Idris Meninggal|Info Haji
Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas