Periode Ahmadinejad
Terpilihnya Mahmoud Ahmadinejad menjadi presiden Iran pada tahun 2005 memperlemah upaya pemulihan hubungan kedua negara. Ahmadinejad menyerukan penghapusan Israel dari peta dunia dan menyatakan Holocaust (pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintahan Nazi, Jerman) sebagai mitos. Dia mengirimkan surat kepada Bush sebanyak 18 halaman yang mengkritik respon AS terhadap serangan 9/11. Dengan Irak dalam keadaan kacau, para pejabat AS akhirnya meminta bantuan tetangga Iran lainnya untuk membendung aksi kekerasan di Irak. Seperti Amerika ternyata semakin anti-perang, Bush dan penasihatnya memperkecil berbicara tentang perang dan mulai ikut dalam perundingan nuklir antara negara-negara besar dunia dengan Iran.
Pada saat yang sama, AS menggalang kekuatan internasional untuk menghentikan kegiatan nuklir Iran. Upaya diplomatik AS itu menghasilkan tiga sanksi PBB antara tahun 2006 dan 2008 menuntut Tehran menghentikan pengayaan uranium dan ekspor senjatanya. PBB juga membuat pembatasan perbankan, perdagangan dan perjalanan ke Iran. Pemerintah Tehran menyatakan tidak akan memperlambat program mereka dan bersikeras bahwa itu ditujukan untuk produksi energi damai.
Politik Keterlibatan Obama
Barack Obama berkantor di Gedung Putih tahun 2009 dan meningkatkan kemungkinan untuk duduk di meja perundingan dengan para pemimpin Iran tanpa prasyarat. Keterlibatan AS ini menjadi sulit setelah Ahmadinejad menang untuk periode kedua, yang hasil pemilihannya sempat dipersoalkan. Di sela-sela pembicaraan nuklir pada bulan Oktober 2009, seorang pejabat senior AS bertemu secara pribadi dengan perunding Iran untuk beberapa pembicaraan bilateral yang paling luas dalam beberapa dekade. Namun Iran keluar dari kesepakatan itu.
Sanksi AS dan PBB ke Iran
Babak keempat sanksi PBB terhadap Iran lolos tahun 2010. Sementara itu, AS dan Israel diam-diam bekerja sama untuk menyabotase program nuklir Iran. Israel diduga melakukan sabotase ini dengan cara membunuh sejumlah ilmuwan nuklir Iran, selain menyerang instalasi nuklir Iran dengan senjata cyber bernama Stuxnet. Senjata cyber ini merupakan hasil kerjasama Israel dan Amerika Serikat.
Setelah perang sipil Suriah meletus pada tahun 2011, Iran secara aktif mendukung Presiden Suriah Bashar Assad sementara AS mendukung kelompok pemberontak. Obama menghadapi tekanan di rumah dan di luar negeri atas program nuklir Iran. Dia juga didesak oleh sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengancam akan melakukan intervensi militer terhadap Iran. Namun Obama mengatakan semua opsi militer AS tetap berada di atas meja. Dengan strategi diplomasi yang gagal, Obama berfokus pada sanksi internasional yang diharapkan melumpuhkan Iran. Beberapa putaran pembicaraan nuklir sempat berlangsung, tapi tidak ada kemajuan. Selama kampanye pemilihan kembali, Obama menjanjikan untuk mencegah Iran membangun senjata nuklir.
Harapan Baru terhadap Hassan Rouhani
Menjanjikan arah baru yang lebih moderat, Hassan Rouhani menjadi presiden baru Iran pada Agustus 2013. Dia bertukar surat dengan Obama, dan ini meningkatkan harapan untuk adanya terobosan soal pembicaraan nuklir Iran. Rouhani membuat serangkaian pernyataan di depan publik yang menunjukkan sinyal fleksibilitas baru dalam pembicaraan dengan negara Barat.
ABC News | Abdul Manan