Perang Tak Langsung Dua Negara
Saddam Hussein menginvasi Iran pada tahun 1980, dan Amerika Serikat memberinya dukungan. Sekitar 1,5 juta orang tewas selama perang delapan tahun. Saddam bahkan menggunakan senjata kimia dalam perang itu.
Pemerintah Iran membunuh ribuan lawan politik di dalam negeri dan beberapa tokoh tingkat tinggi di luar negeri. Iran juga terlibat dalam perang saudara di Libanon, memberikan dukungan kepada Hizbullah. Kelompok militan Syiah juga disalahkan AS atas pemboman tahun 1983 di Kedutaan Besar AS di Beirut dan barak Korps Marinir AS di Beirut. Dua bom ini menewaskan lebih dari 250 orang Amerika.
Iran juga menempatkan ranjau bawah air di Teluk Persia strategis. AS meresponnya pada tahun 1987 dan 1988 dengan menargetkan instalasi minyak Iran, yang dibalas Iran dengan serangan speedboat. Jet tempur keduanya terlibat tembak menembak dan kedua negara dan berada di ujung perang secara langsung. Pada bulan 3 Juli 1988, AS keliru menembak jet penumpang Iran yang terbang di atas Selat Hormuz, menewaskan 290 orang, termasuk lebih dari 60 anak .
Pada Agustus 1988, Iran dan Irak menyetujui gencatan senjata.
Skandal Iran-Contra
Di tengah perang sengit AS-Iran, Gedung Putih diam-diam menjual senjata ke Iran dan menggunakan hasilnya untuk membiayai perang rahasia di Amerika Tengah. Soal ini terbuka pada tahun 1986, dan skandal ini melumpuhkan dua tahun terakhir kepresidenan Ronald Reagan.
Ekspor Terorisme
Sepanjang tahun 1990-an, AS menuduh Iran mensponsori aksi terorisme di seluruh dunia. Iran dan organisasi dukungannya, Hizbullah, disalahkan atas serangan tahun 1992 terhadap Kedutaan Besar Israel di Buenos Aires, Argentina, yang menewaskan 29 orang, dan serangan terhadap sebuah pusat komunitas Yahudi di sana dua tahun kemudian yang membunuh 85 orang. AS dan Israel mengatakan Iran memberikan dukungan penting bagi puluhan serangan bunuh diri Hamas dan pemboman lainnya. Presiden Bill Clinton memaksakan sanksi luas terhadap minyak dan perdagangan Iran pada tahun 1995.
Dialog Antar-Peradaban
Pemilu Iran tahun 1997 menetapkan tokoh reformis Mohammad Khatami sebagai presiden Iran. Khatami menawarkan harapan untuk pencairan hubungan dengan AS dan negara Barat. Khatami mempromosikan "dialog antar-peradaban" dan mengulurkan tangan untuk para pemimpin Barat. Amerika Serikat mengangkat beberapa sanksi terhadap Iran.
Pasca Serangan 9/11
Kerjasama terbatas AS-Iran berlanjut setelah Al-Qaeda menyerang Amerika Serikat pada 11 September 2001 yang menewaskan sekitar 3.000 orang. Para pejabat dari kedua belah pihak berkoordinasi sebelum AS menyerang Afganistan pada tahun itu untuk menggulingkan Taliban. Beberapa bulan kemudian, Presiden George W. Bush memancing kemarahan Iran karena memasukkannya bersama Irak dan Korea Utara sebagai "poros kejahatan". Pemerintah Washington juga merilis informasi tentang program nuklir Iran dan menampik tawaran Khatami untuk menormalkan hubungan dua negara. Setelah mendepak Saddam Hussein pada tahun 2003 dan menduduki Irak, AS menuduh Iran menyediakan militan Syiah dengan senjata canggih untuk membunuh tentara Amerika.
Selanjutnya: Periode Ahmadinejad