TEMPO.CO, Darfur - Presiden Sudan, Omar al-Bashir, membuat kejutan bagi Amerika Serikat. Meskipun bakal diseret ke Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) di Den Haag, dia tetap berangkat ke markas besar PBB di New York untuk mengikuti sidang umum.
Amerika Serikat selama ini menggalang dukungan agar Bashir dihakimi di Mahkamah Internasional atas aksi pertumpahan darah dalam konflik mematikan di Darfur, Sudan. "Jika Bashir benar-benar datang ke New York, maka dia tidak akan mendapatkan sambutan hangat," kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, pekan lalu.
Dalam sebuah acara jumpa pers, Ahad, 22 September 2013, Bashir tidak mengatakan apakah AS mengeluarkan visa kunjungannya atau tidak. Namun, dia mengatakan telah melakukan persiapan untuk terbang ke New York melalui Maroko. "Kami telah pesan rute penerbangan melalui Maroko. Kami juga sudah memesan hotel," kata Bashir, seraya menegaskan bahwa dia memiliki hak untuk datang ke Sidang Umum PBB.
Bashir menjelaskan, dia tidak takut pihak berwenang AS akan menahannya sebagaimana diinginkan oleh kelompok hak asasi manusia. Sebab, Washington bukanlah anggota ICC. "Tak satu pun di AS yang dapat menanyai atau menahan saya," ucapnya.
Salah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kementeriannya telah menerima permohonan visa dari Bashir. Dia tak berani berkomentar apakah permohonan tersebut disetujui atau tidak.
ICC mengeluarkan surat penahanan terhadap Bashir pada 2009 dan 2010 karena didakwa menjadi otak di belakang kejahatan perang dan pembunuhan massal. ICC juga meminta kepada sejumlah negara agar menahan Bashir jika dia memasuki negara tersebut. Sejak itu, ke mana pun Bashir melangkah, geraknya jadi sangat terbatas, termasuk ke hampir seluruh negara di Afrika dan sekutu Arab.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Ini 7 Korban Kecelakaan Maut Senayan
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis