TEMPO.CO, Dhaka -- Gelombang protes atas putusan hukuman mati terhadap petinggi partai Jamaah Islam Bangladesh merenggut korban jiwa, Rabu 18 September 2013. Seorang sais dokar tewas dilempari batu oleh massa pendukung partai di Kota Talerchar, sebelah selatan Bangladesh.
“Korban dilarikan ke rumah sakit Companyganj, tapi nyawanya tidak tertolong,” kata Anisur Rahman, kepala kepolisian Noakhali.
Bentrokan antara massa dengan polisi berlangsung di berbagai wilayah. Bahkan dalam aksi demo di ibu kota Dhaka dan Khulna, para demonstran juga melemparkan bom-bom kecil rakitan ke arah polisi. Sekolah, toko hingga kantor-kantor pemerintahan terpaksa ditutup setelah mogok nasional memasuki hari kedua kemarin.
Unjuk rasa yang berlangsung di seluruh penjuru negeri itu digelar sebagai protes atas vonis mati yang dijatuhkan Mahkamah Agung Bangladesh terhadap Abdul Quader Molla pada Selasa lalu. Pria berusia 65 tahun ini merupakan petinggi senior partai Islam terbesar di Bangladesh, yang dinyatakan bersalah atas kejahatan yang dilakukan selama perang kemerdekaan pada 1971.
Putusan yang dijatuhkan Mahkamah Agung ini memperberat vonis yang sebelumnya dijatuhkan pengadilan khusus kejahatan perang terhadap Molla. Pemimpin tertinggi keempat partai itu, sebelumnya telah mendapat hukuman penjara seumur hidup pada Februari lalu oleh Pengadilan Kejahatan Internasional Bangladesh.
Sejak Januari lalu, pengadilan khusus kejahatan perang Bangladesh telah memvonis tujuh petinggi partai Jamaah Islam terkait kejahatan dalam perang kemerdekaan 1971. Mereka dinyatakan bersalah mendukung pasukan Pakistan dengan mendalangi pembunuhan, perampokan hingga pemerkosaan terhadap warga sipil.
GLOBAL POST | BANGLADESH 24 NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI