TEMPO.CO, Switzerland - Sikap rasis yang menyeret Negara Swiss tidak hanya dirasakan oleh Oprah Winfrey. Pada tahun 2012, pesepak bola Swiss pun pernah diberikan sanksi akibat berkomentar rasis pada lawan bermainnya. Kampanye rasis antikubah masjid pun juga pernah diusung negara ini sejak tahun 2009.
Pada tahun 2012, bek timnas Swiss Michel Morganella dipulangkan karena bersikap rasis. Kasus ini terjadi saat Olimpiade 2012. Ia diklaim telah menuliskan kalimat yang berbau rasis di situs jejaring sosial Twitter. Kalimat itu ia tunjukkan kepada lawan di laga ke-2 Grup B Korea Selatan. Padahal, setelah menuliskannya, Morganella sempat menghapus tweet-nya itu.
Namun, hasil penyelidikan pun memutuskan untuk mengusir pemain berusia 24 tahun itu dari turnamen empat tahunan. "Ia mendiskiriminasi, menghina, dan melanggar martabat Korsel dan orang-orang Korsel," kata chief Swiss Gian Gilli seperti dilansir Football Italia.
Tak hanya di dunia sepak bola, sikap rasis masyarakat Swiss juga ditujukkan pada warga muslim Swiss. Sejak tahun 2009, Swiss mengkampanyekan dan mereferendum keputusan antikubah. Referendum yang diusulkan oleh partai sayap kanan Swiss People’s Party (SVP) ini dilakukan sebagai upaya pelarangan keberadaan kubah masjid di Swiss. Karena menurut SVP, kubah merupakan simbol syariah dan tidak sesuai dengan hukum Swiss yang sekuler.
Rencana referendum ini sebenarnya telah ditolak oleh pemerintah, sebagian anggota parlemen, dan partai besar di Swiss. Namun, partai sayap kanan tersebut berhasil menggolkan rencana referendum. Bahkan, menurut Amnesti Internasional, masalahnya bukan terletak pada menara atau kubah masjid, tetapi merupakan bentuk kebencian dan diskriminasi terhadap umat Islam di Swiss.
Sementara, untuk kasus Oprah sendiri, ia menjadi korban rasisme saat berkunjung ke Swiss. Dia mengatakan seorang asisten menolak untuk melayani dia di sebuah toko tas kelas atas di Zurich. Oprah, salah satu wanita terkaya di dunia, tampaknya diberitahu bahwa tas yang dipajang di toko itu "terlalu mahal" untuknya. The Oprah Winfrey Show memang tidak ditayangkan di Swiss. Namun, pengalaman ini menjadi bukti bahwa rasisme masih menjadi masalah di negara tersebut.
ANINDYA LEGIA PUTRI